Hubungan Suhu Permukaan Tanah Dengan Zona Rawan Longsor Menggunakan Land Surface Temperature
Abstract
Tanah longsor merupakan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Karena proses alamiyah dalam perubahan struktur muka bumi, yang dipicu oleh fenomena alam, seperti curah hujan, tata tanah air, srtuktur geologi, dan aktifitas manusia yang diluar kendali dengan mengeksploitasi alam sehingga mengakibatkan kondisi alam dan lingkungan menjadi rusak. Selain itu, faktor yang terakhir juga mempengaruhi terhadap perubahan iklim global. Dan yang paling terasa di Indonesia adalah cuaca yang sering berubah atau sering disebut dengan cuaca extreme, untuk menghindari terjadinya Pulau Panas Perkotaan maka diperlukan informasi tentang Land Surface Temperature (LST). Dimana, dalam penelitian ini dilakukan proses identifikasi dengan memanfaatkan gelombang thermal (band thermal) yang terdapat pada Citra Landsat 8. Metode Land Surface Temperature (LST) merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui temperatur permukaan bumi ketika perekaman citra dilakukan oleh satelit. Kecerahan citra satelit dan bantuan nilai Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) untuk menentukan nilai emisivitas permukaan bumi. Berdasarkan hasil perhitungan nilai LST di Kecamatan Cibadak, diketahui Land Surface Temperature (LST) tertinggi di daerah Kecamatan Cibadak yaitu sekitar 28°C (Sedang). Secara umum, suhu Land Surface Temperature (LST) di zona tinggi rawan bencana longsor Kecamatan Cibadak yaitu berkisar antara 18 - 28°C (Rendah – Sedang). Dan zona tinggi rawan bencana longsor pada Kabupaten Sukabumi Kecamatan Cibadak dengan luas 181,21 Ha pada tahun 2016 dan 157,00 Ha pada tahun 2017 dari 437,75 Ha memiliki suhu di bawah 22°c.