http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/issue/feedSeminar Nasional Ketekniksipilan, Infrastruktur dan Industri Jasa Konstruksi (KIIJK)2022-04-14T18:53:43+00:00Dr. Idi Namara, S.T., M.T.sem.ts@uika-bogor.ac.idOpen Journal Systems<p><strong>Seminar Nasional Ketekniksipilan, Infrastruktur dan Industri Jasa Konstruksi (KIIJK 2021)</strong></p> <p>e-ISSN : <span style="text-decoration: underline;"><a title="e-ISSN LIPI" href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/20220301042194353" target="_blank" rel="noopener">2829-2790</a></span></p> <p><strong>Bogor, 27 November 2021</strong></p> <p><strong>Diselenggarakan oleh:</strong><strong><br> </strong><strong>Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik dan Sains Universitas Ibn Khaldun</strong></p> <p><strong>Bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan Asosiasi Tenaga Ahli Konstruksi Nasional (Ataknas)</strong></p>http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/388Cover, Pengantar dan Daftar Isi2022-03-18T09:24:00+00:00kiijk PSTS uikakiijk@uika-bogor.ac.id<p>-</p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/327Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih di Lingkungan Ngadipiro Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah2022-03-15T12:14:24+00:00Heri Cahyantoheri.cahyanto@student.tau.ac.idIdi Namaranamaraidi@gmail.com<h1>ABSTRAK</h1> <p>Sistem penyediaan air bersih di Kelurahan Tanjungsari yang terletak di Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri belum dapat menjangkau seluruh warga secara merata, karena pada saat musim panas sebagian sumur warga di dekat rumah akan mengalami kekeringan. Di Kelurahan Tanjungsari terdapat sumber mata air yang berpotensi untuk dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih dalam memenuhi kebutuhan air bersih setiap hari. Sehingga perlu direncanakan suatu system penyediaan air bersih. Sistem penyediaan air bersih direncanakan dapat memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah Kelurahan Tanjungsari sampai tahun 2030. Kebutuhan air bersih dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk dengan menggunakan analisis regresi eksponensial. Debit mata air sebesar 0,485 lt/det. Dari hasil perhitungan, prediksi jumlah penduduk di Kelurahan Tanjungsari sampai tahun 2030 berjumlah 1098 jiwa dan untuk kebutuhan air bersih mencapai 0,4650lt/det. Perencanaan system penyediaan air bersih yaitu menampung air dari mata air yang terletak di Kelurahan Tanjungsari kemudian dengan menggunakan pompa air akan dinaikkan ke reservoir distribusi, selanjutnya dari reservoir distribusi air akan didistribusikan kependuduk melalui 11 Hidran Umum dengan system gravitasi. Jenis pipa yang digunakan adalah pipa HDPE. Untuk mendesain system penyediaan air bersih perpipaan menggunakan software Epanet 2.0.</p> <p><strong>Kata </strong><strong>Kunci:</strong> <em>Kelurahan</em><em> Tanjungsari, Kebutuhan Air, Perencanaan</em><em> Sistem</em><em> Penyediaan</em><em> Air Bersih.</em></p> <p> </p> <h1>ABSTRACT</h1> <p><em>The clean water supply system in Tanjungsari Village, located in Jatisrono District, Wonogiri Regency, has not been able to reach all residents evenly, because in summer some of the residents' wells near their homes will experience drought. In the Tanjungsari Village, there are springs that have the potential to be used by the community as a source of clean water to meet their daily clean water needs. So it is necessary to plan a clean water supply system. The clean water supply system is planned to meet the needs of clean water in the Tanjungsari Village area until 2030. Clean water needs are calculated based on the projected population using exponential regression analysis. The spring discharge is 0.485lt/sec. From the calculation results, the predicted population of the </em><em>Tanjungsari Environment until 2030 is 1098 people and for clean water needs to reach 0.4650lt/sec. The planning of a clean water supply system is to collect water from springs located in the </em><em>Tanjungsari </em><em>Village then by using a water pump it will be raised to the distribution reservoir, then from the water distribution reservoir it will be distributed to the population through 11 public hydrants with a gravity system. The type of pipe used is HDPE pipe. To design a piped water supply system using Epanet 2.0 software. </em></p> <p><strong>Keywords:</strong> <em>Tanjungsari Village, Water Needs, Planning for Clean Water Supply Systems.</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/328Analisis Struktur Baja Bangunan Industri akibat Gaya Gempa Menggunakan Sistem Concentrically Braced Frame (CBF)2022-03-15T12:14:23+00:00Didi Supandididi.supandi@student.tau.ac.id<h1>ABSTRAK</h1> <p>Intensitas gempa yang tinggi di Indonesia menjadi penyebab diperlukannya sistem pengaku tambahan untuk bangunan agar dapat menahan gaya lateral. Sistem Bresing Konsentrik (CBF) merupakan salah satu sistem berpengaku yang diterapkan pada bangunan baja untuk menahan gaya gempa. Sistem penahan gaya lateral konvensional Sistem Bresing Konsentrik (CBF) adalah skema struktur yang telah di terapkan selama bertahun-tahun. Pada analisa gempa di bangunan pabrik pupuk ini dengan struktur baja yang menggunakan sistem Bresing Konsentrik (CBF) dengan model cross-X. Objek analisa ini adalah bangunan pabrik pupuk yang terletak di daerah Pandaan, Jawa Timur dan memiliki sistem struktur rangka baja 6 lantai dengan tinggi bangunan 29.5m menggunakan pengaku Sistem Bresing Konsentrik (CBF) dengan link sepanjang 0,5m. tujuan dari Analisa ini untuk mendapatkan periode smpangan getar alami bangunan, gaya lateral, simpangan antar lantai serta tingakat tegangan dan regarngan yang terjadi pada bangunan. Bangunan yang dianalisis adalah pabrik pupuk, rangka baja. System bresing konsentrik yang digunakan adalah model cross-X. Analisis dilakukan secara linear dengan bantuan <em>software</em> SAP2000. Hasil modelisasi bangunan yang dianalisa diantaranya adalah periode bangunan, simpangan antar lantai, dan gaya geser lantai. Dari hasil pemodelan yang dilakukan menggunakan <em>software </em>SAP2000 didapat hasil periode simpang antar lantai dan gaya lateral bresing tipe tersebut dapat menahan bangunan dari gaya gempa pada bangunan tersebut. Sehingga, dapat dikatakan bresing dengan tipe-X aman untuk digunakan pada struktur bangunan tersebut.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: <em>Struktur Baja</em>, <em>Bangunan Industri, Bresing Konsentrik, Deformasi</em><em> Bresing Cross-X.</em></p> <h1>ABSTRACT</h1> <p><em>The high intensity of earthquakes in Indonesia is the reason for the need for additional stiffener systems for buildings to withstand lateral forces. Concentric Bracing System (CBF) is one of the rigid systems applied to steel buildings to withstand earthquake forces. The conventional lateral force resisting system Concentric Bracing System (CBF) is a structural scheme that has been in use for many years. In the earthquake analysis in this fertilizer factory building with a steel structure that uses the Concentric Bracing System (CBF) system with a cross-X model. The object of this analysis is a fertilizer factory building located in the Pandaan area, East Java and has a 6-story steel frame structure system with a building height of 29.5m using a Concentric Bracing System (CBF) stiffener with a link length of 0.5m. The purpose of this analysis is to obtain the period of the natural vibration of the building, the lateral forces, the drift between floors and the stress and strain levels that occur in the building. The buildings analyzed are fertilizer factories, steel frames. The concentric brace system used is a cross-X model. The analysis was carried out linearly with the help of SAP2000 software. The results of the building modeling analyzed include the period of the building, the deviation between floors, and the shear force of the floor. From the results of modeling carried out using the SAP2000 software, the results of the period of intersection between floors and the lateral force of this type of braces can withstand the building from the earthquake force on the building. So, it can be said that X-type braces are safe to use on the building structure.</em></p> <p><strong>Key words</strong>: <em>Steel Structure, Industrial Building, Concentric Braced Frame, Brace Deformation Cross-X </em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/329Analisis Perencanaan Fondasi Pada Tower BTS XL di Desa Lamreung Kec. Darul Imarah Kab. Aceh Besar Provinsi Nanggro Aceh Darusalam2022-03-15T12:14:10+00:00Raden Adhisatyo Trengginasraden.adhisatyo07@gmail.comSekar Mentarisekarmentari22@gmail.com<h1>ABSTRAK</h1> <p>Perkembangan teknologi dan komunikasi di Indonesia memacu peningkatan pembangunan menara pemancar di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mendesain struktur fondasi menara pemancar tipe “<em>Self Supporting Tower</em>” di Desa Lamreung Kec. Darul Imarah Kab. Aceh Besar Provinsi Nanggro Aceh Darusalam, sehingga perencanaan beban angin dan data tanah diambil dari lokasi tersebut. Menara di desain setinggi 42 meter. Untuk analisis struktur digunakan program bantuan program PCaMats berdasarkan data tanah yang ada. Beban angin dihitung menggunakan bantuan program MS.TOWER berdasarkan TIA/EIA-222-F. Tujuan akhir penelitian ini adalah menghitung daya dukung fondasi, memeriksa stabilitas terhadap guling dan geser, merencanakan dimensi fondasi, dan dapat menentukan penulangan yang optimum. Dan hasil dari penelitian dapat dianalisis menggunakan fondasi rakit dengan dimensi 7,5m x 7,5m dan tebal 0,35m pada kedalaman 1,8 dibawah permukaan tanah, didapatkan faktor keamanan 1,58 terhadap stabilitas terhadap daya dukung, 8,12 untuk stabilitas terhadap guling dan 9,41 untuk stabilitas terhadap geser. Fondasi tersebut dapat dinyatakan mampu menahan beban yang bekerja. Tulangan yang digunakan untuk Fondasi sesuai dengan perhitungan, yaitu 20D16 untuk tulangan longitudinal pedestal, ø10–250mm untuk tulangan sengkang pedestal, D16-200mm untuk tulangan slab baik arah X atau Y maupun atas atau bawah dan D16-100 untuk tulangan pad.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: <em>Self-supporting Tower, perencanaan fondasi, menara pemancar</em>, <em>fondasi rakit</em><em>.</em></p> <p> </p> <h1>ABSTRACT</h1> <p><em>The development of technology and communication in Indonesia has spurred an increase in tower construction transmitter in Indonesia. This study aims to analyze and design the foundation structure of the "Self-Supporting Tower" type transmitter tower in Lamreung Village, Darul Imarah District, Aceh Besar Regency, Nanggro Aceh Darusalam Province, so that wind load planning and soil data are taken from that location. The tower is designed as high as 42 meters. For structural analysis, the PCaMats program was used based on existing soil data. Wind load is calculated using the help of the MS.TOWER program based on TIA/EIA-222-F. The final objective of this research is to calculate the bearing capacity of the foundation, check the stability against overturning and shear, plan the dimensions of the foundation, and determine the optimum reinforcement. And the results of the study can be analysed using a raft foundation with dimensions of 7.5 m x 7.5 m and 0.35 m thick at a depth of 1.8 below the ground surface, obtained a safety factor of 1.58 for stability to bearing capacity, 8.12 for stability against overturning and 9.41 for stability against shear. The foundation can be declared capable of withstanding the working load. The reinforcement used for the foundation is in accordance with the calculation: 20D16 for pedestal longitudinal reinforcement, 10–250mm for pedestal stirrup reinforcement, D16-200mm for slab reinforcement in either X or Y direction or up or down and D16-100 for pad reinforcement</em>.</p> <p><strong>Keywords</strong>: <em>Self-supporting Tower,</em><em> foundation planning, transmitter tower, raft foundation.</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/330Pengaruh Penempatan Bresing Inverted V dan X-One Story terhadap Simpangan Horisontal Pada Gedung Bertingkat Struktur Baja2022-03-15T12:13:49+00:00Dyah Ayu Utari Mahadewidyahayuutarimahadewi9@gmail.comUtari Khatulistianiutari.kh@uwks.ac.id<h1>ABSTRAK</h1> <p>Penelitian ini menganalisa simpangan horisontal gedung bertingkat 10 lantai, menggunakan struktur baja. Gedung difungsikan untuk hotel, lokasi berada di Mataram yang termasuk wilayah gempa tinggi. Untuk menjamin bahwa struktur mampu menahan gaya lateral yang disebabkan oleh beban gempa, pada gedung diberi bresing (<em>bracing</em>) sebagai pengaku. Digunakan 2 tipe gedung, satu gedung menggunakan bresing tipe X-<em>one story</em> dan lainnya <em>inverted</em> V. Masing-masing gedung dibuat 4 model yang dibedakan dari penempatan bresingnya, baik arah X dan Y. Hasil analisa diperoleh nilai simpangan horisontal yang paling kecil terjadi pada gedung Model 1, baik simpangan horisontal arah X maupun arah Y, menggunakan bresing <em>inverted </em>V yang dipasang di bagian tepi kiri dan kanan, dan di tengah gedung. Bresing <em>inverted </em>V juga menghasilkan nilai simpangan horisontal lebih kecil dibanding menggunakan bresing X-<em>one story</em>. Hal ini menunjukkan bahwa bresing <em>inverted</em> V mampu memberikan stabilitas lebih baik dibanding tipe X-<em>one story</em> saat terkena gaya gempa.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: struktur baja, bresing tipe inverted V, bresing tipe X-one story, gempa.</p> <p> </p> <h1>ABSTRACT</h1> <p><em>This study analyzes the horizontal deviation of a 10-story building structure, using steel structure. The function of building is for a hotel, and the location is in Mataram, wich is a high earthquake zone. For ensure that the structure is able to withstand lateral forces caused by earthquake loads, a bracing system is use as a stiffener. Two types of buildings are used, one building using bracing of X-one type, and the other inverted V. Each building consist of four models that are distinguished from the placement of the bracing, both in the X and Y axis directions. The result of analyses show that the smallest horizontal deviation value occurs in the building of Model 1, both in the X and Y axis directions, using bracing of inverted V which are installed on the left and right edges, and the middle of the building. The horizontal deviation value of inverted V bracing is smaller than using </em><em>X-one story type.This show that inverted V are able to provide better performance than the X-one story type,when exposed to earthquake force.</em></p> <p><strong>Key words</strong>: <em>steel structure, bracing of inverted V type, bracing of X-one story type, earthquake</em><em>.</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/331Identifikasi Faktor Keterlambatan Pelaksanaan Pembangunan Kanopi2022-03-15T12:13:41+00:00Arif Hidayathidayat.arif079@gmail.comPungky Dharma Saputrapungky_ds@tau.ac.id<h1>ABSTRAK</h1> <p>Keterlambatan pekerjaan merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada konstruksi pekerjaan, baik itu keterlambatan yang terjadi pada pra konstruksi, selama konstruksi dan pasca konstruksi. Keterlambatan juga terjadi pada proyek konstruksi Kanopi Bandara Soekarno-Hatta. Keterlambatan ini terjadi diakibatkan berbagai macam faktor yang mempengaruhinya, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berbagai macam faktor keterlambatan. Penelitian ini menggunakan metode kuisioner dalam mengambil data dan diolah dengan menggunakan metode analisis deskriptif dengan alat bantu <em>SPSS</em>. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa faktor yang mempengaruhi keterlambatan proyek konstruksi Kanopi berjumlah 33 faktor, seperti faktor cuaca, faktor keterlambatan material, faktor operator, faktor lingkungan, faktor perubahan desain, dan lain-lain.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: <em>Konstruksi Kanopi, Konstruksi, Faktor Keterlambatan</em></p> <p> </p> <p><em>Delay of working is a common problem occured in construction project. It may happen during pre construction, construction itself, or post construction. Canopy Project in Soekarno Hatta International Airport also experiences the delay or working. This delay is caused by many factors including internal and external factor. Hence, this study us aimed to understand the working delay factors. This study uses questioner in order to collect data. Soon the data is analyzed using descriptive method analysis with SPSS. The study conducted claim that the delay of working is caused by 33 factors such as weather, delay of material arrival, heavy equipment operator, environment, design changing, and so on.</em></p> <p><strong>Key words:</strong><em> Canopy Construction, Construction, Delay Factor</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/332Analisis Kelayakan Finansial Proyek Pembangunan Perumahan Di Wilayah Tangerang Selatan2022-03-15T12:13:40+00:00Sigit Hardyokosigithardyoko@gmail.comIdi Namaranamaraidi@gmail.com<h1>ABSTRAK</h1> <p><em>Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga (Undang-Undang No. 4 Tahun 1992). Pembangunan proyek perumahan di wilayah Tangerang didirikan di atas lahan seluas 4 hektar dan tersedia dalam beberapa type unit rumah, dengan segmen pasar khusus. Lahan yang terbatas dan biaya pembebasan yang cukup tinggi membuat perusahaan pengembang sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi, sehingga diperlukan analisis kelayakan pembangunan proyek perumahan tersebut, terutama dari aspek finansialnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis besaran biaya investasi pembangunan proyek perumahan yang diperlukan dan menganalisis kelayakan aspek finansial. Parameter yang digunakan untuk menganalisis aspek finansial dengan menggunakan parameter Nett Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Revenue Cost Ratio (RCR), dan Pay Back Periode. Hasil penelitian analisis kebutuhan biaya pembangunan proyek didapat sebesar Rp. 293,458.180.096,00, hasil NPV didapat sebesar Rp. 19.889.915.096,00 bernlai positif atau NPV > 0, hasil IRR lebih besar dari MARR yaitu 15.53% > 12 %, dan hasil BCR sebesar 1.452 > 0.</em></p> <p><strong><em>Kata Kunci</em></strong><em>: kelayakan finansial, NPV, IRR, BCR.</em></p> <h1>ABSTRACT</h1> <p><em>The house is one of the basic human needs that functions as a place to live or a residence and a means of family development (Law No. 4 of 1992). The housing project development in the Tangerang area was established on an area of 4 hectares and is available in several types of housing units, with special market segments. Limited land area and high acquisition costs make development companies very careful in making investment decisions, so a feasibility analysis of the housing project development is needed, especially from the financial aspect. The purpose of this study is to analyze the amount of investment costs required for housing project development and to analyze the feasibility of the financial aspect. The parameters used to analyze the financial aspect is Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Revenue Cost Ratio (RCR), and Pay Back Period. The results of the analysis of the need for project development costs obtained Rp. 293,458,180,096.00, the NPV result is Rp. 19,889.915,096.00 has a positive value or NPV > 0, the IRR result is greater than the MARR 15.53% > 12%, and the BCR result is 1,452 > 0. </em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> financial feasibility, NPV, IRR, BCR.</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/333Tantangan Implementasi Proyek Infratruktur Melalui Kerjasama Pemerintah-Swasta Di Bagian Selatan Provinsi Jawa Barat2022-03-15T12:13:45+00:00Bihaki Ridwanbihaki.ridwan1120@gmail.comPratikso Pratiksobihaki.ridwan1120@gmail.comRachmat Mudiyonobihaki.ridwan1120@gmail.com<h1>ABSTRAK</h1> <p>Penelitian bertujuan untuk (1) menganalisis implementasi proyek infrastruktur kerjasama pemerintah-badan usaha, (2) mendeskripsikan kendala implementasi proyek infrastruktur kerjasama pemerintah-badan usaha, (3) Menganalisis strategi pelaksana dalam mengimplementasikan <em>disruptive innovation pada </em>proyek infrastruktur kerjasama pemerintah-badan usaha. Metode deskriptif kualitatif digunakan dalam riset ini. Waktu penelitian selama 12 bulan dari Juli 2020 s.d Juli 2021. Subjek penelitian ialah para pakar (<em>expert)</em> sebanyak 6 orang yang berasal dari Dishub 2 orang, Dinas PUPR 2 orang, Bappeda 1 orang, dan Akademisi 1 orang. Data primer yang akan digunakan dalam investigasi meliputi hasil wawancara terstruktur melalui <em>home interview</em>. Hasil investigasi menyimpulkan bahwa : (1) Implementasi proyek infrastruktur melalui <em>disruptive innovation</em> dalam perusahaan konstruksi dilaksanakan dengan (a)Korporasi mempersiapkan untuk menghadapi disrupsi, perusahaan mempersiapkan untuk masuk menjadi bagian dalam disrupsi tersebut, (b) Mengembangkan inovasi secara internal dan eksternal, (c) Inovasi yang dilakukan secara internal dengan inovasi incremental, (d) Perusahaan melakukan <em>open innovation</em> untuk lebih dapat mengeksplorasi hal-hal baru meliputi segala teknologi baru maupun model bisnis baru, (2) Kendala berkaitan <em>disruptive innovation</em> dalam implementasi proyek infrastruktur kerjasama pemerintah-badan usaha ialah analisis risiko proyek infrastruktur yang tidak valid. Kendala yang sering terjadi misalnya kordinasi antara pemangku kepentingan yang kurang, alokasi dana yang terbatas, dan penyediaan lahan, (3) Langkah antisipasi maka Bina Marga perlu konsultan Profesional independen, kordinasi yang baik antara <em>stakeholder</em>, perencanaan proyek ditingkatkan kualitasnya, kemudahan dalam regulasi/perizinan, memberikan insentif fiskal bagi investor, memberikan jaminan perintah kepada investor dalam bentuk payung hukum agar swasta mendapatkan hak yang sama dengan BUMN dalam melaksanakan proyek yang dianggap feasible</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: kendala implementasi, proyek infrastruktur, kerjasama pemerintah-swasta</p> <p> </p> <h1><em>ABSTRACT </em></h1> <p><em>The research aims to (1) analyze the implementation of the government-business partnership infrastructure project, (2) describe the constraints to the implementation of the government-business partnership infrastructure project, (3) analyze the implementing strategy in implementing disruptive innovation in the government-business partnership infrastructure project. Qualitative descriptive method was used in this research. The research period is 12 months from July 2020 to July 2021. The research subjects are 6 experts from the Transportation Agency, 2 people from the PUPR Service, 1 Bappeda, and 1 academician. Primary data that will be used in the investigation includes the results of structured interviews through home interviews. The results of the investigation concluded that: (1) The implementation of infrastructure projects through disruptive innovation in construction companies is carried out by (a) The corporation prepares to face the disruption, the company prepares to become part of the disruption, (b) Develops innovation internally and externally, (c) Innovations carried out internally with incremental innovations, (d) The company conducts open innovation to better explore new things including all new technologies and new business models, (2) Obstacles related to disruptive innovation in the implementation of infrastructure projects of government-business partnerships is an invalid infrastructure project risk analysis. Constraints that often occur include lack of coordination between stakeholders, limited allocation of funds, and the provision of land, (3) Anticipatory measures, then Bina Marga needs independent professional consultants, good coordination between stakeholders, improved project planning quality, ease of regulation/licensing , provide fiscal incentives for investors, provide guarantees for orders to investors in the form of a legal umbrella so that the private sector gets the same rights as SOEs in carrying out projects that are considered feasible</em><em>.</em></p> <p><strong><em>Key words</em></strong><em>: implementation constraints, infrastructure projects, public-private cooperation. </em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/334Analisa Fasilitas Pejalan Kaki dan Jalur Sepeda Sebagai Fasilitas Integrasi Moda Angkutan Umum di Kota Tangerang Selatan2022-03-15T12:13:14+00:00Amelia Sekar Sariameliaskrsr@gmail.comRulhendri Rulhendrirulhendri@uika-bogor.ac.idTedy Murtedjotedy2629@gmail.com<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Dalam fasilitas pejalan kaki maupun pesepeda di kawasan perkotaan kebutuhan dan pengembangan fasilitas belum menjadi prioritas maka salah satu cara untuk mengembangkan meningkatkan peran angkutan umum dalam melakukan perjalanan dengan menyediakan fasilitas pejalan kaki dan jalur sepeda disekitar stasiun serta tempat perhentian angkutan umum. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sarana dan prasarana fasilitas pejalan kaki dan sepeda, menganalisis tingkat pelayanan kinerja, dan menganalisis karakteristik responden. Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif yaitu mendeskripsikan fakta fenomena yang terjadi dilapangan. Hasil sarana prasarana pejalan kaki dan sepeda perlu diprioritaskan karna belum keseluruhan tersedianya fasilitas pejalan kaki dan sepeda, tingkat pelayanan kinerja pejalan kaki menunjukkan <strong>tingkat pelayanan B</strong>, pejalan kaki dapat berjalan dengan nyaman cepat tanpa mengganggu pejalan kaki lainnya namun keberadaan pejalan kaki yang lainnya sudah berpengaruh pada arus pejalan kaki, sesuai SE Menteri PUPR Direktorat Jenderal Bina Marga No.5 tahun 2021 jalur sepeda stasiun Rawa Buntu termasuk kedalam lajur sepeda di trotoar tipe B, lajur sepeda yang penempatannya terpisah secara fisik dari badan jalan kendaraan, analisis tingkat kepuasan, keamanan, dan kenyamanan pejalan kaki dan sepeda menurut responden cukup nyaman kategori kejelasan sirkulasi antara pejalan kaki dan aktifitas lain seperti pedagang kaki lima, kelengkapan fasilitas pendukung yang kurang memadai.</p> <p><strong>Kata kunci</strong><strong>: </strong>fasilitas pejalan kaki dan sepeda,<em> level of service </em>(LOS),<em> skala likert</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/335Studi Produktivitas Operasi Konstruksi Pekerjaan Dinding Bata Ringan pada Proyek Gedung Bedah RSUD Banyumas2022-03-15T12:13:19+00:00Redityo Januardiredityo.januardi@unsoed.ac.idGathot Heri Sudibyoredityo.januardi@unsoed.ac.idDani Nugroho Saputrodanisaputro@unsoed.ac.idPaulus Setyo Nugrohopaulus.nugroho@unsoed.ac.id<h1>ABSTRAK</h1> <p>Pengukuran produktivitas pekerjaan merupakan salah satu upaya dalam pelaksanaan pengendalian proyek konstruksi. Kontraktor secara periodik perlu untuk mengukur produktivitas tim kerjanya dalam menghasilkan komponen produk konstruksi. Salah satu metode pengukuran adalah dengan <em>Method Productivity Delay Model (MPDM)</em> yang sekaligus dapat menganalisis faktor keterlambatan dan besarannya. Hasil pengukuran dapat memperlihatkan produktivitas ideal, produktivitas eksisting dan produktivitas optimasi hasil perbaikan kinerja tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produktivitas pekerjaan pemasangan bata ringan hebel pada proyek Gedung Sentral Bedah RSUD Banyumas yang memiliki luasan sebesar 4.799 m2 dengan pendekatan MPDM. Hasil evaluasi ini diharapkan dapat membantu kontraktor dalam proses pengendalian proyek. Teknik pengambilan data menggunakan rekaman video untuk pekerjaan pemasangan bata ringan hebel yang dikerjakan oleh 3 tukang saat observasi ke lapangan. Hasil analisis produktivitas dari siklus pemasangan 1 buah bata ringan oleh 1 tukang menggunakan MPDM diperoleh produktivitas ideal sebesar 122,45 bata/jam, sedangkan produktivitas pada kondisi eksisting hanya sebesar 91,9 bata/jam, dan produktivitas optimasi mencapai 97,1 bata/jam dengan perbaikan kinerja berupa pemberian arahan kepada pekerja untuk segera mendistribusikan bata ringan jika stok sudah menipis. Kesimpulan dari hasil analisis ini menunjukkan bahwa kontraktor dapat meningkatkan produktivitas kerja pada pekerjaan pemasangan bata ringan hebel oleh tukang sebesar 5,66% dari produktivitas eksisting melalui perbaikan pengelolaan atas keterlambatan tersedianya bahan di lokasi kerja.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: <em>Produktivitas konstruksi, Method Productivity Delay Model, Bata Ringan.</em></p> <p> </p> <h1>ABSTRACT</h1> <p><em>Measurement of work productivity is one of the efforts in the implementation of construction project control. Contractors periodically need to measure the productivity of their work teams in producing construction product components. One of the measurement methods is the Productivity Delay Model (MPDM) method which can analyze the delay factor and its magnitude at the same time. The measurement results can show ideal productivity, existing productivity, and optimization productivity of certain performance improvements. This study aims to analyze the productivity of lightweight brick installation work on the Central Surgery Building project at RSUD Banyumas which has an area of 4,799 m2 with the MPDM approach. The results of this evaluation are expected to assist the contractor in the project control process. The data collection technique uses video recordings for the installation of light bricks carried out by three labors during field observations. The results of the productivity analysis from the installation cycle of 1 lightweight brick using MPDM obtained the ideal productivity of </em><em>122.45 </em><em>bricks</em><em>/hour while the productivity in the existing condition was only 91.9 bricks/hour. The optimization productivity reached 97.1 bricks/hour with improved performance of placing light bricks near the workforce. The conclusion of this analysis shows that contractors can increase work productivity on the work of installing light bricks by builders by 5,66% of the existing productivity through improved management of delays in the availability of materials at work sites..</em></p> <p><strong>Key words</strong>: <em>Construction productivity, Method Productivity Delay Model, Light Brick.</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/345Study of Physical and Mechanical Soil Parameters as In-Situ Embankment Materials on Double Track Rail Road Construction Project Between Batu Tulis – Ciomas Station, Bogor.2022-04-14T18:53:43+00:00Nurul Chayatinurulais12345@gmail.comFadhila Muhammad Libasut Taqwafadhila.muhammad@uika-bogor.ac.id<p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>A utilization of in-situ soil as embankment material in civil construction must pay attention to the physical characteristics and mechanical parameters of the soil, in its function to support the load acting on it. In the construction of a double-track rail between Batu Tulis station at Bogor City, and Ciomas station, 3 (three) samples of local soil parameters were investigated as embankment material. Laboratory investigations were carried out, including tests of physical parameters (Atterberg limits, soil density, and grain size distribution), and test of mechanical properties, in the form of direct shear tests, compaction test, and laboratory CBR. From the test results on soil samples, soil can be classified as loose silty sand with low plasticity to well graded sand (SM-SW), with dry density (</em><em>g</em><em>-dry), 1.26 – 1.42 gr/cm<sup>3</sup>, CBR<sub>0.1 </sub>value of 47.5 – 76.4%, and soaked CBR<sub>0.1 </sub>value of 31.67 – 34.6%. From the tests that have been carried out, it can be concluded that the in-situ soil has high potential as embankment material, by taking into account the impacts arising from the on-site excavation, and compaction process.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: embankment material, physical properties, soil classification, soil compaction, CBR.</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/336Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proyek Kontruksi di Kota Banda Aceh2022-03-15T12:13:16+00:00Aldina Fatimahaldina.fatimah@unmuha.ac.idKeumala Citra Sarina Zeinkeumala.citra@unmuha.ac.id<p>ABSTRAK Kegiatan kontruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan. Dalam melaksanakan kegiatan kontruksi merupakan kegiatan yang memiliki kompleksitas yang tinggi sehingga dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) oleh perusahaan jasa konstruksi pada proyek kontruksi di Kota Banda Aceh. Metode yang digunakan untuk pengolahan data terdiri dari uji validitas, uji reabilitas, uji korelasi dan uji regresi linier berganda. Jumlah populasi diperoleh sebanyak 77 perusahan. Melalui persamaan slovin maka sampel penelitian diperoleh sebanyak 44 perusahaan. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Variabel yang ditinjau dalam penelitian ini terdiri dari beberapa faktor, yaitu pengembangan dan pemelihara komitmen, pembuatan dan pendokumentasian rencana K3, pengendalian dokumen, pembelian dan pengendalian produk, keamanan bekerja sesuai SMK3, standar pemantauan, pelaporan dan perbaikan kekurangan, pengolahan material dan perpindahannya, pengembangan dan keterampilan dan kemampuan. Dari hasil uji reabilitas didapat nilai cronb alpha 0,793 > 0,6 maka dikatakan reliabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi penerapan SMK3 pada perusahaan jasa kontruksi adalah pengolahan material dan perpindahannya, dengan nilai mean sebesar 4,9090 merupakan nilai mean tertinggi, adapun pengendalian dokumen dengan nilai mean sebesar 4,3864 merupakan nilai mean terendah dari semua faktor. Pada variabel bebas memiliki tingkat hubungan sedang dengan nilai korelasi 0,214 terhadap kesuksesan proyek kontruksi. Berdasarkan analisan regresi linear berganda diperoleh nilai tertinggi pada faktor pengembangan keterampilan dan kemampuan sebesar 54,4%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penerapan SMK3 faktor pengembangan keterampilan dan kemampuan berpengaruh positif terhadap kesuksesan proyek kontruksi di Kota Banda Aceh. Kata kunci : Konstruksi, Proyek, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ABSTRACT Constuctruction activities are an important element in development. Construction activities is an activity that has a high complexity which can cause work accidents. This study aims to determine of occupatinal safety and health management systems (SMK3) on construction projects. The method used for data processing consists of validity test, reliability test, correlation test and multiple linear regression test. While the data analysis was processed using SPSS version 22 software. The total population is 77 companies. Population calculation using Slovin equation obtained 44 research companies. Data collection is performed by distributing questionnaires to respondents. The variables reviewed in this study consisted of several factors, namely the development factor and commitment keeper (X1), making and documenting the K3 plan (X2), document control (X4), purchasing and controlling the product (X5), security working in accordance with SMK3 (K6), standard monitoring (X7), reporting and improvment of deficiencies (X8), management of materials and their displacement (X9), development of skills and abilities (X12). From the results of the reliability test, the alpha cronb alpha value was 0.793> 0.6 so it was said to be reliable. The result of this study indicate that the dominant factor that influences the application of SMK3 in constuction service companies is the management of material and its displacement (X9), with a mean value of 4.9090 is the highest mean value as for document control (X4) with a mean value of 4.3864 which is the lowest mean value of all factors, the independent variable in this study has a moderate relationship with a correlation value of 0.214, to th success of the constuction project and the highest value in developing skills and abilities of 54, 4%. This shows that the application of the variable SMK3 skills and abilities development (X12) has a positive effect on the success of construction projects in Banda Aceh City. Keywords: Constuction, Project, Management system, health and work safety.</p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/337Analisis Gaya Geser Seismik Terintegrasi Building Information Modeling (BIM) 3D2022-03-15T12:13:09+00:00Dani Nugroho Saputrodanisaputro@unsoed.ac.idThia Fitrah Rahayudanisaputro@unsoed.ac.idArnie Widyaningrumdanisaputro@unsoed.ac.idRedityo Januardiredityo.januardi@unsoed.ac.id<h1>ABSTRAK</h1> <p>Keberadaan sumber gempa dan sesar aktif yang jalurnya berada dekat dengan permukiman, menjadi ancaman tersendiri dan meningkatkan bahaya dan risiko akibat bencana gempa bumi. Terjadinya gempa bumi tidak mengancam kelangsungan hidup manusia, akan tetapi suatu struktur yang kurang baik itulah yang mengancam korban jiwa, apabila struktur konstruksi tersebut mengalami keruntuhan dan kegagalan getas. Hal yang paling umum kita jumpai dari penyebab kegagalan konstruksi bangunan adalah Desain yang tidak konsisten, Pada perencanaan struktur bangunan sudah di desain dengan mereduksi gempa yaitu menerapkan perilaku <em>inelastic</em>, akan tetapi tidak dibarengi dengan penerapan sismic <em>detailling</em> pada saat proses konstruksi. Memasuki revolusi industri 4.0, pengaruh perkembangan teknologi semakin banyak dirasakan, salah satunya di bidang konstruksi. Saat ini, industri konstruksi banyak menerapkan <em>Building Information Modelling</em> (<em>BIM</em>) untuk mengontrol, mempercepat, mempermudah proses pelaksanaan, dan pemeliharaan. Fokus penelitian ini adalah menganalisis dan mengetahui perilaku struktur bangunan gedung 4 lantai yang terintegrasi pada <em>BIM</em> 3D Tekla <em>Structures</em>. Metode analisis dilakukan pada model struktur beton bertulang. Tingkat <em>interoperabilitas </em>pemodelan berbasis <em>BIM</em> dan sistem analisis struktur, sangat memungkinkan diaplikasikan pada proses perencanaan dan pelaksanaan konstruksi, dan memperoleh informasi yang lebih rinci tentang komponen bangunan (<em>detaillng</em>). Pemodelan berbasis <em>BIM</em> diharapkan dapat membantu mengurangi kekurangan dalam memperoleh informasi lebih detail dari sebuah struktur. Proses integrasi dari analisis struktur ke pemodelan <em>BIM</em> Tekla Structure dapat dilakukan dengan baik, beberapa <em>software</em> pendukung lain yang mendukung <em>Open</em> <em>BIM</em> dapat diaplikasikan dan diterapkan proses Integrasi berbasis pada <em>IFC file type. </em>Integrasi analisis struktur ke Tekla <em>Structures</em> begitu juga sebaliknya, menghasilkan elemen struktur yang memenuhi kapasitas desain secara satu arah.</p> <p><strong>Kata Kunci : </strong><em>gempa, struktur, integrasi, BIM</em></p> <p><em> </em></p> <h1>ABSTRACT</h1> <p><em>The existence of earthquake sources and active faults whose paths are close to settlements poses a separate threat and increases the danger and risk due to earthquake disasters. The occurrence of an earthquake does not threaten human survival, but a structure that is not good is what threatens the loss of life, if the </em>construction<em> structure collapses and fails brittle. The most common thing we encounter from the causes of building construction failures is inconsistent design. In planning the building structure has been designed to reduce earthquakes, namely applying inelastic behavior, but not accompanied by the application of sismic detailing during the construction process. Entering the industrial revolution 4.0, the influence of technological developments is increasingly being felt, one of which is in the construction sector. Currently, the construction industry applies Building Information Modeling (BIM) to control, speed up, simplify the implementation and maintenance processes. The focus of this research is to analyze and determine the structural behavior of a 4-storey building integrated into the Tekla Structures 3D BIM. The method of analysis is carried out on a model of reinforced concrete Structures. The level of interoperability of BIM-based modeling and structural analysis systems, it is very possible to be applied to the planning and construction implementation process, and to obtain more detailed information about building components. With the BIM-based modeling, it is hoped that it can help reduce deficiencies in obtaining more detailed information from a structure. The integration process from structural analysis to Tekla Structure BIM modeling can be done well, several other supporting software that supports Open BIM can be applied and the Integration process is based on the IFC file type. Integration of structural analysis into Tekla Structures, produces structural elements that meet design capacity in one direction.</em></p> <p><strong>Key words</strong>: <em>earthquake, structure, integration, BIM</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/338Perencanaan Jalan Raya Geometrik dan Tebal Perkerasan Lentur2022-03-15T12:12:40+00:00Rakean Angke Angganarakeanaa@gmail.comAriostar Ariostarariostar2002@gmail.com<h1>ABSTRAK</h1> <p>Pertumbuhan ekonomi suatu daerah sangat tergantung oleh ketersediaan sarana infrastruktur seperti fasilitas transportasi darat (khususnya jalan raya). Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu acuan pelaksanaan pekerjaan perencanaan yang sesuai dengan standar teknis perencanaan jalan raya geometrik dan perkerasan lentur. Perencanaan penataan ruang Kawasan Danau Toba dan sekitarnya memiliki dua tujuan utama, pertama untuk mewujudkan pelestarian Kawasan Danau Toba sebagai warisan budaya bangsa Indonesia khususnya suku Batak, yang kedua untuk pengembangan Kawasan. Metode penelitian ini dilakukan beberapa langkah yaitu : perumusan masalah, survey lokasi, pengumpulan data, pengolahan data sehingga didapatkan analisis yang relevan. Lokasi penelitian akan difokuskan pada ruas jalan Bts. Kabupaten Dairi – Dolok Sanggul, Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian ini menghasilkan perhitungan secara teknis menggunakan alinyemen horizontal dengan jenis tikungan Spiral Circle Spiral (S-C-S) dan tebal perkerasan jalan dimana Surface Course = 17.5cm, Base Course = 15.0cm dan Subbase Course = 20.0cm sehingga pengguna jalan dapat melintas dengan aman dan nyaman. </p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: <em>Geometrik, Tikungan, Perkerasan lentur, Tebal perkerasan</em><em>.</em></p> <p> </p> <h1>ABSTRACT</h1> <p><em>Economic growth in an area depends largely on olch’s availability of sepetti infrastructure facilities for land transport (especially roads). This retention is determined to make a measure of execution of planning that conforms to technical standards of geometric and flexible pathways. Lake Toba and its aftermath have teo principal objectives, first to preserve the region wildlife as Indonesia’s cultural heritage especially the Batak, the second to develop the region. This method of research site will be focused on the compound Dairi county line – Dolok Sanggul, Northern Sumatera Province. The results of this study produce technical calculations using horizontal alignment with Spiral Circle Spiral (SCS) bend type and pavement thickness where Surface Course = 17.5 cm, Base Course = 15.0 cm and Subbase Course = 20.0 cm so that road users can pass safely and comfortably. </em></p> <p><strong>Key words</strong>: <em>Geometric, Curve, Flexible pathways, Pavement thickness.</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/339Analisis Kerusakan Perkerasan Jalan Menggunakan Metode Pavement Condition Index (PCI) pada Jalan Jenderal Sudirman Kota Tangerang2022-03-15T12:12:39+00:00Muhammad Faizaldailyisal12@gmail.comAriostar Ariostarariostar2002@gmail.com<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Jalan Jendral Sudirman Kota Tangerang Provinsi Banten,mempunyai peranan penting dalam menggerakkan perekonomian dan mendukung kegiatan sosial masyarakat. Jalan ini berfungsi sebagai jalan arteri primer yang menghubungkan Kota Tangerang dengan DKI Jakarta melalui Jalan Daan Mogot. Seiring dengan pesatnya perkembangan pembangunan pada wilayah sekitar jalan ini, dimana jumlah arus lalu lintas yang padat sehingga berdampak pada turun-nya tingkat pelayanan ruas Jalan Jendral Sudirman. Dengan demikian jalan tersebut memerlukan penanganan secepatnya dari pemerintah daerah.</p> <p>Jenis-jenis Kerusakan yang dapat di lihat secara visual pada Jalan Jendral Sudirman sepanjang 2 km. Jenis kerusakan pada perkerasan lentur jalan tersebut adalah longitudinal/transverse cracking, patching and utility cut patching, polished aggregate. Jenis kerusakan yang paling banyak adalah longitudinal/transverse cracking. Hal ini secara teori disebabkan oleh retak penyusutan lapis perkerasan yang merambat dari bawah sampai ke lapis permukaan perkerasan.</p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaiman kondisi permukaan jalan yang mengalami kerusakan dengan melakukan survei secara visual yaitu melihat dan menganalisa kerusakan tersebut berdasarkan jenis dan tingkat kerusakannya untuk digunakan sebagai dasar dalam melakukan tindakan lebih lanjut berupa pemeliharaan dan perbaikan.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> <em>Perkerasan Lentur, Kerusakan Jalan, </em><em>Index Kondisi Perkerasan</em><em>.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>ABSTRACT</strong></p> <p><em>Jalan Jendral Sudirman, Tangerang City, Banten Province, has an important role in driving the economy and supporting community social activities. This road functions as a primary arterial road that connects Tangerang City with DKI Jakarta via Jalan Daan Mogot. Along with the rapid development of development in the area around this road, where the amount of heavy traffic flow has an impact on the decline in the service level of Jalan Jendral Sudirman. Thus the road requires immediate handling of the local government.</em></p> <p><em>Types of Damage that can be seen visually on Jalan Jendral Sudirman along 2 km. The types of damage to the flexible pavement are longitudinal/transverse cracking, patching and utility cut patching, polished aggregate. The most common type of damage is longitudinal/transverse cracking. This is theoretically caused by shrinkage cracks in the pavement layer that propagate from the bottom to the surface layer of the pavement.</em></p> <p><em>This study aims to find out about the condition of the damaged road surface by conducting a visual survey, namely seeing and analyzing the damage based on the type and level of damage to be used as a basis for carrying out further actions in the form of maintenance and repairs</em>.</p> <p><strong>Key words:</strong> <em>Flexible Pavement, Road Damage, Pavement Condition Index</em>.</p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/341Perencanaan Fondasi Telapak Akibat Penambahan Lantai Bangunan Masjid2022-03-15T12:12:30+00:00Muhamad Lutfimlutfi@ft.uika-bogor.ac.idFeril Hariatiferil.hariati@uika-bogor.ac.idAmarullah Syahdianamarullahsyahdian@gmail.comFadhila Muhammad Libasut Taqwafadhila.muhammad@uika-bogor.ac.id<h1>ABSTRAK</h1> <p>Kegiatan renovasi bangunan masjid Al-Hidayah perlu dilakukan, mengingat bahwa panambahan jemaah melebihi daya tampung masjid sebelum nya. Perubahan dimensi struktur kolom mengakibatkan penambahan beban kerja pada fondasi, dengan demikian diperlukan evaluasi daya dukung fondasi eksisting. Penelitian ini dilakukan apabila fondasi eksisting tidak memiliki daya dukung yang memadai. Untuk menilai daya dukung fondasi eksisting dan melakukan perhitungan daya dukung struktur fondasi baru apabila diperlukan. Perencanaan struktur fondasi yang dilakukan berdasar pada SNI 2847-2019 (Prosedur perencanaan fondasi telapak). Penelitian ini menggunakan aplikasi desain dan aplikasi tabulasi data dalam melakukan perhitungan struktur fondasi dengan menggunakan konsep perhitungan metode Mayerhof. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, daya dukung Struktur fondasi eksisting jauh lebih kecil apabila dibandingkan dengan beban rencana struktur kolom, sehingga diperlukan perhitungan ulang dimensi fondasi. Fondasi telapak di rencanakan dengan dimensi 1,4m x 1,4m dengan kedalaman rencana 1,5m, dengan kapasitas daya dukung sebesar 187,09kN dan melebihi beban kapasitas rencana kolom sebesar 18,108kN dengan nilai faktor keamanan sebesar 177,136kN sehingga struktur fondasi bangunan Masjid dinyatakan aman.</p> <p> <strong>Kata Kunci</strong>: Analisis Daya dukung fondasi, Beban rencana, fondasi telapak, Faktor keamanan<em>.</em></p> <p> ABSTRACT</p> <p><em>The renovation activity of the Al-Hidayah mosque building remembers that the addition of the congregation exceeds the capacity of the previous mosque. Changes in the dimensions of the column structure result in additional workloads on the foundation, thus an evaluation of the bearing capacity of the existing foundation is needed. This research was conducted to assess the bearing capacity of the existing foundation and to calculate the bearing capacity of the new foundation structure if necessary. Foundation structure planning is carried out based on SNI 2847-2019 (foot foundation planning procedure). This study uses design applications and data tabulation applications in calculating the foundation structure using the concept of the Mayerhof method of calculation. Based on the evaluation that has been carried out, the bearing capacity of the existing foundation structure is much smaller than the design load of the column structure. Thus, it is necessary to recalculate the dimensions of the foundation. The footing foundation is planned with dimensions of 1.4m x 1.4m with a design depth of 1.5m, with a carrying capacity of 187.09kN and exceeding the load capacity of the column plan of 18.108kN with a safety factor value of 177.136kN so that the foundation structure of the mosque is declared safe</em><em>.</em></p> <p><strong>Key words</strong>: <em>Analysis of Foundation bearing capacity, Design load, footing foundation, Factor of safety.</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/340Perancangan Geometrik dan Perkerasan Ruas Jalan Cibugel - Garela2022-03-15T12:12:35+00:00Patrianus Risan Tandarisanpatrick32@gmail.comAriostar Ariostarariostar2002@gmail.com<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Untuk membangun suatu wilayah baik itu pembangunan jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek, dibutuhkan perancangan yang matang. Jalan raya merupakan salah satu infrastruktur penting yang berfungsi sebagai prasarana untuk menunjang keberlangsungan hidup manusia moderen. Jalan merupakan aspek penyokong kegiatan ekonomi dan mobilitas manusia Zaman sekarang. Untuk membangun jalan dan sistem jaringannya kita membutuhkan perencanaan serta analisis yang tepat guna dijadikan acuan maupun patokan dalam membangun jalan dan sistem jaringan jalan agar lebih efisian, terstruktur, tepat guna dan tidak boros biaya serta waktu, dan tentunya agar tidak tidak terjadi kesalahan dalam proses pembangunan, dimana dalam merencanakan pembangun jalan tahapan yang harus dilakukan adalah Perancangan geometric, Perkerasan jalan dan sistem drainasenya.</p> <p>Pada perancangan peningkatan ruas jalan Cibugel – Garela di perbatasan Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang ini direncanakan perkerasan yang akan digunakan adalah perkerasan lentur ( flexible pavement ), Dalam merencanakan pekerjaan jalan tersebut tentunya dibutuhkan data data, baik itu data primer maupun data sekunder semisal data topografi, data analisis daya dukung tanah, data curah hujan maupun data kependudukan dan segala jenis aspeknya. Dalam merencanakan ruas jalan cibugel – garela dipakai metode binamarga 1987.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: <em>Geometrik Jalan, Tikungan Jalan, Perkerasan Jalan, perkerasan lentur</em></p> <p><strong>ABSTR</strong><strong>A</strong><strong>CT</strong></p> <p>To develop an area, whether long-term, medium-term, or short-term, careful planning is needed. Roads are one of the important infrastructures that function as infrastructure to support modern human life. Roads are an aspect of supporting economic activity and human mobility today. To build roads and their network systems, we need proper planning and analysis to be used as references and benchmarks in building roads and road network systems so that they are more efficient, structured, efficient and cost-effective and time-consuming, and of course so that there are no mistakes in the development process., where in planning road construction the stages that must be done are geometric design, road pavement and drainage system. In the design of improving the Cibugel - Garela road on the border of Garut Regency and Sumedang Regency, it is planned that the pavement to be used is flexible pavement. soil carrying capacity analysis data, rainfall data and population data and all kinds of aspects. In planning the Cibugel – Garela road section, the 1987 Binamarga method was used.</p> <p><strong> Keywords:</strong> Road Geometry, Road Bend, Pavement, Flexible Pavement.</p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/342Studi Analisa Rencana Pembangunan Kawasan Berorientasi Transit (TOD) di Sentul City2022-03-15T12:12:31+00:00Moh. Ade Muiz Alfananialfananimuis@gmail.comSyaiful Syaifulsyaiful@ft.uika-bogor.ac.idTedy Murtejotedy2629@gmail.com<p>Sentul City menjadi salah satu wilayah di kabupaten Bogor yang akan dijadikan kota mandiri dan menjadikan kawasan dengan konsep TOD. Dilakukanya penerapan kawasan berorientasi transit TOD yaitu dalam mengintegrasi sistem transportasi yang berkelanjutan, karena TOD merupakan salah satu konsep pengembangan kawasan perkotaan yang mengutamakan pemanfaatan transportasi publik dari pada kendaraan pribadi. Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis Perencanaan tata guna lahan dalam kawasan TOD dan Mendapatkan jumlah bangkitan dan tarikan perjalanan dari dan menuju sentul city. Teknik pengumpulan data meliputi observasi eksisting, survei lalu lintas dan kajian dokumen. Analisis peruntukan tata guna lahan mengacu pada standard dan regulasi terkait pembangunan kawasan berorientasi transit, sedangkan untuk perhitungan bangkitan tarikan menggunakan koefisien dari ITE (Institute Transportation Engineers) Generation 9 th. Hasil penelitian berupa tingkat kesesuaian Koefisien Dasar Bangunan (KDB) pada area residensial meliputi appartement dan hotel sebesar 24% dan area komersial meliputi kantor, mall, retail, masjid dan park and ride sebesar 47%, maka total nilai KDB yang diperoleh keseluruh bangunan sebesar 71% dari angka maksimal tutupan lahan (Land Converage) TOD kota pusat pelayanan kota sebesar 80% yang terdapat pada kriteria teknis pengembangan TOD berdasarkan jenis TOD. Sedangkan angka kesesuaian Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang didapat pada area residensial sebesar 3,7 dan komersial 4,5, maka total keseluruhan angka KLB sebesar 8,1 dari angka > 5 dan Jumlah bangkitan yang didapatkan pada tata guna lahan kawasan TOD Sentul City sebesar 38.358 trip/jam, dan untuk tarikan sebesar 11.658 skr/jam.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong><em>Transit Oriented Devlopment</em> (TOD), perencanaan tata guna lahan, bangkitan tarikan</p> <p>Sentul City is one of the areas in the Bogor district that will become an independent city and become an area with the TOD concept. The implementation of the application of the TOD transit is to integrate a sustainable transportation system, because TOD is one of the concepts of urban area development that prioritizes the use of public transportation from private vehicles. The purpose of this study was to analyze land use planning in the TOD area and obtain the number of generation and trip trips to and from Sentul City. Data collection techniques include existing observations, traffic surveys and document studies. Analysis of land use designation refers to standards and regulations related to transit-related development, while for the calculation of drag using coefficients from ITE (Institute Transportation Engineers) Generation 9 th. The results of the study are the level of adjustment of the Basic Building Coefficient (KDB) in residential areas including apartments and hotels by 24% and commercial areas including offices, malls, retail, mosques and park and rides by 47%, so the total KDB value obtained for all buildings is 71 % of the maximum land cover (Land Converage) TOD city service center city of 80% contained in the technical criteria for TOD development based on TOD type. While the figures according to the Building Floor Coefficient (KLB) obtained in residential areas are 3.7 and commercial areas are 4.5, then the total KLB number is 8.1 from numbers > 5 and the number of generation obtained in the Sentul City TOD area land use is 38,358 trips/hour, and for towing of 11,658 cur/hour.</p> <p><strong>Key words:</strong> Transit Oriented Development (TOD), land use planning, tensile generation</p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/344Analisis Missing Link Jaringan Jalan dan Trayek Kota Tangerang2022-03-15T12:12:04+00:00Azizul Hakimgigircakrawala420@gmail.comRulhendri Rulhendrirulhendri@uika-bogor.ac.idTedy Murtejotedy2629@gmail.com<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Tanpa pembaruan kita akan terperangkap pada kesuksesan masa lalu yang sudah tidak relevan lagi, Berkaitan dengan jaringan jalan dan pentingnya peranan konektivitas angkutan umum di wilayah kota Tanggerang muncul permasalahan yang disebut <em>missing link</em>. Tujuan dari penelitian ini ditinjau dari aspek kinerja jaringan jalan, keterhubungan pusat kegiatan, kawasan TOD dan simpul transportasi, lalu didapat dengan membebankan Matriks Asal Tujuan (MAT) ke jaringan jalan. Kecepatan perjalanan antar kota/kabupaten di Jabodetabek atau asal tujuan Kota Tangerang tidak mencapai target kecepatan 40 km/jam, dan kecepatan antar wilayah dan di dalam wilayah kabupaten/kota di kota Tangerang. Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Bekasi yang memiliki kecepatan paling rendah, dengan nilai terendah adalah 25,06 km/jam dan 25,39 km/jam. Sehingga perlunya peningkatan kapasitas jaringan jalan dari dan menuju Kabupaten Tangerang dan kabupaten Bekasi, untuk kota Tangerang kecepatan rata-rata yang terjadi di dalam kota tersebut adalah 28,81 km/jam, sehingga perlu di lakukan peningkatan kapasitas jaringan jalan. Kawasan TOD akan memiliki missing link jika TOD tersebut tidak terdapat konektivitas dengan simpul angkutan umum massal berada pada jarak lebih dari 800 meter dan tidak berada pada jalur utama angkutan massal berkapasitas tinggi, seperti TOD Poris Plawad. Perlunya penanganan terhadap missing link kawasan TOD jaringan jalan di wilayah Jabodetabek, terutaman kawasan Poris Plawad – Stasiun Tanah Tinggi.</p> <p><strong> </strong><strong>Kata Kunci</strong>: TOD, angkutan umum dan kecepatan.</p> <p> <strong>ABSTRACT</strong></p> <p><em>Without renewal, we will be trapped in past successes which are no longer relevant. Related to the road network and the important role of public transport connectivity in the Tangerang city area, a problem calledarises missing link. The purpose of this research is viewed from the aspect of road network performance, connectedness of activity centers, TOD areas and transportation nodes, then obtained by assigning an Origin Destination Matrix (MAT) to the road network. Travel speed between cities/districts in Jabodetabek or from destination to Tangerang City does not reach the target speed of 40 km/hour, and speeds between regions and within districts/cities in Tangerang city. Tangerang Regency and Bekasi Regency have the lowest speed, with the lowest values being 25.06 km/hour and 25.39 km/hour. So it is necessary to increase the capacity of the road network from and to Tangerang Regency and Bekasi Regency, for the city of Tangerang the average speed that occurs within the city is 28.81 km/hour, so it is necessary to increase the capacity of the road network. The TOD area will have a missing link if the TOD does not have connectivity with a mass public transport node located at a distance of more than 800 meters and is not on the main line of high-capacity mass transportation, such as TOD Poris Plawad.</em> <em>The need for handling the missing link in the TOD area of the road network in the Jabodetabek area, especially the Poris Plawad area - Tanah Tinggi Station.</em></p> <p><strong><em>Key words</em></strong><em>:</em> <em>TOD, public transportation and speed.</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/346Kajian Model Kelaikan Tenaga Teknisi Konstruksi Di Dalam Proses Pembangunan Infrastruktur di Beberapa Wilayah Indonesia2022-03-15T12:12:24+00:00Muhammad Agung Wibowoagung.wibowo0821@gmail.comManlian Ronald A Simanjuntakmalian.adventus@gmail.com<h1>ABSTRAK</h1> <p>Dalam analisis <em>Project Resource Management</em> penelitian ini, secara khusus mengkaji kelaikan tenaga teknisi konstruksi mengacu kepada Undang-Undang No. 2 tahun 2017 tentang jasa konstruksi dan PP No. 14 tahun 2021. Permasalahan penelitian yang dianalisis adalah potret ketersediaan tenaga teknisi konstruksi di beberapa wilayah Indonesia, peran tenaga teknisi konstruksi dalam proses pembangunan infrastruktur, hasil kajian perbandingan model kelaikan tenaga teknisi konstruksi dan rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian ini. Penelitian ini dibatasi mengkaji beberapa wilayah yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, dan D.I Yogyakarta. Penelitian ini mengkaji permasalahan berbasis <em>knowledge based of project resource management (PMBOK).</em> Beberapa pustaka yang dikaji mengacu kepada PMBOK, ISO 9001:2015, jurnal dan berbagai hasil penelitian yang relevan. Penelitian ini memiliki tahapan: mengkaji potret isyu, menganalisis data tenaga kerja teknisi, menganalisis wilayah penelitian, menganalisis dari berbagai hasil penelitian yang relevan, menganalisis model penelitian terdahulu yang terkait, mengkaji rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian ini. Hasil penelitian ini memberikan masukkan bagi pemerintah serta masyarakat jasa konstruksi untuk memastikan ketersediaan tenaga teknisi konstruksi optimal di seluruh wilayah yang dikaji. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan SSM, untuk mengetahui masalah <em>Checkland</em> masalah pernyataan Situasi yang dinyatakan dalam rich picture dan tentang esensi tujuan Kesimpulan dari penelitian ini kurangnya ketersediaan tenaga teknisi konstruksi di beberapa wilayah Indonesia, tenaga teknisi memiliki peran penting dalam proses pembangunan, dari berbagai hasil kajian dilakukan diperlukan tenaga teknisi yang bersertifikat untuk mendukung proses pembangunan. Dalam Custumers /Client dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dampak posititif ketersediaan tenaga kerja teknisi kontruksi yang kompten dan bersertifikat dirasakan manfaatnya oleh pelanggan Penelitian ini memberikan rekomendasi penting bagi seluruh pihak bagi penyelenggaraan proses pembangunan konstruksi yang melibatkan tenaga kerja teknisi.</p> <p> </p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: <em>Project Resource Management, Tenaga Teknisi Konstruksi, Infrastruktur.</em></p> <h1>ABSTRACT</h1> <p><em>In the analysis of Project Resource Management, this research specifically examines the feasibility of construction technicians referring to Law No. 2 of 2017 concerning construction services and Government Regulation No. 14 of 2021. The problem analyzed is the availability of construction technicians in several parts of Indonesia, the role of construction technicians in the infrastructure development process, the results of the study of the feasibility model of construction technicians and the recommendations resulting from this research. This study limits the study to several areas, namely DKI Jakarta, West Java, and D.I Yogyakarta. This study examines the problem of knowledge-based project resource management (PMBOK). Some of the literature reviewed refers to PMBOK, ISO 9001:2015, journals and various relevant research results. This research has stages: reviewing the portrait, analyzing technician workforce data, analyzing research areas, analyzing various relevant research results, analyzing related previous research models, reviewing recommendations resulting from this research. The results of this study provide input for the government and the construction service community to ensure the availability of optimal construction technicians in all areas studied. This research method uses the SSM approach, to find out the checkland problem, the problem of rich situation statements and the essence of the conclusions stated from this research is the lack of availability of construction technicians in several parts of Indonesia, technicians have an important role in the development process, from the results of the study it is necessary to employ personnel. certified to support the development process. In Customers / Clients in this study shows that the positive impact of the availability of competent and certified construction technicians is beneficial for customers. This research provides important recommendations for all parties for the implementation of the construction process involving labor </em></p> <h1>ABSTRAK</h1> <p>Dalam analisis <em>Project Resource Management</em> penelitian ini, secara khusus mengkaji kelaikan tenaga teknisi konstruksi mengacu kepada Undang-Undang No. 2 tahun 2017 tentang jasa konstruksi dan PP No. 14 tahun 2021. Permasalahan penelitian yang dianalisis adalah potret ketersediaan tenaga teknisi konstruksi di beberapa wilayah Indonesia, peran tenaga teknisi konstruksi dalam proses pembangunan infrastruktur, hasil kajian perbandingan model kelaikan tenaga teknisi konstruksi dan rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian ini. Penelitian ini dibatasi mengkaji beberapa wilayah yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, dan D.I Yogyakarta. Penelitian ini mengkaji permasalahan berbasis <em>knowledge based of project resource management (PMBOK).</em> Beberapa pustaka yang dikaji mengacu kepada PMBOK, ISO 9001:2015, jurnal dan berbagai hasil penelitian yang relevan. Penelitian ini memiliki tahapan: mengkaji potret isyu, menganalisis data tenaga kerja teknisi, menganalisis wilayah penelitian, menganalisis dari berbagai hasil penelitian yang relevan, menganalisis model penelitian terdahulu yang terkait, mengkaji rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian ini. Hasil penelitian ini memberikan masukkan bagi pemerintah serta masyarakat jasa konstruksi untuk memastikan ketersediaan tenaga teknisi konstruksi optimal di seluruh wilayah yang dikaji. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan SSM, untuk mengetahui masalah <em>Checkland</em> masalah pernyataan Situasi yang dinyatakan dalam rich picture dan tentang esensi tujuan Kesimpulan dari penelitian ini kurangnya ketersediaan tenaga teknisi konstruksi di beberapa wilayah Indonesia, tenaga teknisi memiliki peran penting dalam proses pembangunan, dari berbagai hasil kajian dilakukan diperlukan tenaga teknisi yang bersertifikat untuk mendukung proses pembangunan. Dalam Custumers /Client dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dampak posititif ketersediaan tenaga kerja teknisi kontruksi yang kompten dan bersertifikat dirasakan manfaatnya oleh pelanggan Penelitian ini memberikan rekomendasi penting bagi seluruh pihak bagi penyelenggaraan proses pembangunan konstruksi yang melibatkan tenaga kerja teknisi.</p> <p> </p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: <em>Project Resource Management, Tenaga Teknisi Konstruksi, Infrastruktur.</em></p> <h1>ABSTRACT</h1> <p><em>In the analysis of Project Resource Management, this research specifically examines the feasibility of construction technicians referring to Law No. 2 of 2017 concerning construction services and Government Regulation No. 14 of 2021. The problem analyzed is the availability of construction technicians in several parts of Indonesia, the role of construction technicians in the infrastructure development process, the results of the study of the feasibility model of construction technicians and the recommendations resulting from this research. This study limits the study to several areas, namely DKI Jakarta, West Java, and D.I Yogyakarta. This study examines the problem of knowledge-based project resource management (PMBOK). Some of the literature reviewed refers to PMBOK, ISO 9001:2015, journals and various relevant research results. This research has stages: reviewing the portrait, analyzing technician workforce data, analyzing research areas, analyzing various relevant research results, analyzing related previous research models, reviewing recommendations resulting from this research. The results of this study provide input for the government and the construction service community to ensure the availability of optimal construction technicians in all areas studied. This research method uses the SSM approach, to find out the checkland problem, the problem of rich situation statements and the essence of the conclusions stated from this research is the lack of availability of construction technicians in several parts of Indonesia, technicians have an important role in the development process, from the results of the study it is necessary to employ personnel. certified to support the development process. In Customers / Clients in this study shows that the positive impact of the availability of competent and certified construction technicians is beneficial for customers. This research provides important recommendations for all parties for the implementation of the construction process involving labor </em></p> <p><strong>Key words</strong>: <em>Project Resource Management, Construction Skilled Personnel, Infrastructure</em></p> <p> </p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/350Analisis Jaringan Pelayanan Angkutan Umum Di Kabupaten Tangerang2022-03-15T12:11:12+00:00Anindia Nurkamila Hayatianindianh21@gmail.comTedy Murtejotedy2629@gmail.comDini Aryantidiniaryti@gmail.com<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Kabupaten Tanggerang memiliki terminal tipe B yaitu Terminal Balaraja yang berfungsi untuk melayani kendaraan penumpang seperti Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), Angkutan Antar Dalam Provinsi (AKDP), Angkutan Kota (AK). Tujuan penelitian ini menganalisis <em>load factor</em>, waktu perjalanan, waktu antara (<em>headway</em>), waktu tunggu. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif hal ini mendeskripsikan fenomena yang terjadi dilapangan, untuk mengetahui pelayanan angkutan umum. Hasil analisis nilai rata-rata <em>load factor</em> pada jam 14.00 – 15.50 2,67% <em>load factor</em> pada jam 18.00 – 19.40 2,28%, nilai kecepatan sebesar 21,52 Km/Jam, nilai<em> Headway</em> puncak sebesar 30,00 menit, waktu tunggu rata-rata adalah 30 menit. Kecepatan perjalanan antar kota/kabupaten tidak mencapai target kecepatan 40 km/jam, begitu juga dengan kecepatan antar wilayah di kabupaten/kota. Kabupaten Tangerang memiliki kecepatan paling rendah yaitu 21,52 km/jam sehingga perlu peningkatan kapasitas jaringan jalan dari dan menuju Kabupaten Tangerang. Berdasarkan standar kinerja angkutan umum, trayek jurusan balaraja – kp. Rambutan diperoleh total bobot menurut direktorat jendral perhubungan darat yaitu sebesar 10, sehingga kinerja operasional pelayanan angkutan umum ini termasuk kriteria sedang. Kabupaten Tangerang termasuk kedalam kawasan TOD (<em>Transit Oriented Development</em>) yaitu wilayah Balaraja, Tigaraksa, Cisauk, Cikupa dan cikoya. Terhadap jarak dan simpul transportasi terdapat pada TOD (<em>Transit Oriented Development</em>) Balaraja dan TOD (<em>Transit Oriented Development</em>) Tigaraksa.</p> <p><strong>Kata Kunci : </strong>Kabupaten Tangerang, Terminal, Angkutan Umum.</p> <p><strong>ABSTRACT</strong></p> <p><em>Provincial Transportation (AKAP), Inter-Provincial Transportation (AKDP), City Transportation (AK). The purpose of this study is to analyze the load factor, travel time, time between (headway), waiting time. This research method uses a descriptive method, it describes the phenomena that occur in the field, to find out public transportation services. The results of the analysis of the average load factor at 14.00 – 15.50 2.67% load factor at 18.00 – 19.40 2.28%, the speed value of 21.52 Km/hour, the peak Headway value of 30.00 minutes, waiting time the average is 30 minutes. The speed of travel between cities/districts did not reach the target speed of 40 km/hour, as well as the speed between regions in districts/cities. Tangerang Regency has the lowest speed of 21.52 km/hour so it is necessary to increase the capacity of the road network to and from Tangerang Regency. Based on the performance standards of public transportation, the route majoring in Balaraja – KP. Rambutan obtained a total weight according to the directorate general of land transportation that is equal to 10 so that the operational performance of this public transportation service includes a moderate criterion. Tangerang Regency is included in the TOD (Transit Oriented Development) area, namely the Balaraja, Tigaraksa, Cisauk, Cikupa and Cikoya areas. Regarding the distance and transportation nodes, there are TOD (Transit Oriented Development) Balaraja and TOD (Transit Oriented Development) Tigaraksa.</em></p> <p><em><strong>Keywords:</strong> Tangerang Regency, Terminal, Public</em> <em>Transportation.</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/355Peluang Pemerintah Kabupaten Morowali Dalam Penerapan Industri Konstruksi 4.02022-03-15T12:10:36+00:00Ika Noviantyikaanoviantyma@gmail.comJane Sekarsaritamtana.js@gmail.com<h1>ABSTRAK</h1> <p>Perkembangan industri telah memasuki fase industri 4.0, oleh karena itu Indonesia berkomitmen untuk membangun industri manufaktur yang berdaya saing global, hal ini ditandai dengan peluncuran <em>Making </em>Indonesia 4.0 sebagai sebuah <em>Roadmap </em>dan strategi Indonesia memasuki era digital. Salah satu langkah dalam meningkatkan daya saing dan daya Tarik investasi adalah dengan menyediakan lokasi industri yang memadai. Kabupaten Morowali memiliki potensi sumber daya nikel yang cukup besar sehingga saat ini menjadi Pabrik Nikel terbesar di Indonesia yang dikelola oleh PT. Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yang salah satu tenantnya yaitu PT. Sulawesi Mining Invesment (SMI) telah ditetapkan menjadi objek vital nasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peluang Pemerintah Kabupaten Morowali dalam Penerapan Industri 4.0 dan strategi apa saja yang dilakukan agar penerapan konstruksi 4.0 dapat terlaksana dengan baik. Metode penelitian ini dilakukan menggunakan Analisis SWOT, dengan menghitung bobot dan skor/<em>rating</em> faktor internal dan eksternal, membuat diagram SWOT dan Matriks SWOT menentukan strategi-strategi yang akan dilakukan dalam penerapan Konstruksi 4.0. Berdasarkan Hasil penelitian dan pengolahan data menunjukkan bahwa nilai faktor kekuatan yang dimiliki Kabupaten Morowali sebesar 0.602, faktor kelemahan memiliki nilai sebesar 0.922. Kemudian untuk faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman memiliki nilai sebesar 1.130 dan 1.493. Sementara itu posisi Kabupaten Morowali berada pada Quadran IV dengan peluang -0.362 dan kekuatan -0.320 yang artinya Kabupaten Morowali belum memiliki peluang dalam menerapkan industri konstruksi 4.0 dikarenakan harus menghadapi faktor internal dalam hal kelemahan dan ancaman yang dimiliki.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : Analisis SWOT; Faktor-faktor Peluang; Pengembangan Industri Konstruksi 4.0</p> <p> </p> <h1>ABSTRACT</h1> <p><em>Industrial development has entered the industrial phase 4.0, that’s why, Indonesia has committed to build a manufactural industry which is globally competitive, it market by the launched of Making Indonesia 4.0 as a roadmap and strategy of Indonesia to entered the digital era. Investment is one of an action that Indonesia could transferred technology therefore, one of the best steps for increasing competitiveness and interest of investment is providing adequate industrial location. Morowali has a large nickel resource potential which nowadays it is the largest nickel factory in Indonesia managed by PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) and one of the tenants is PT Sulawesi Mining Investment (SMI) has been appointed as a national vital object. In this case, Morowali government plays an important role in smoothing the implementation of construction 4.0. The objectives of this research is to find out the opportunity of Morowali government has for implementing industry 4.0 and the efforts were made so that the implementation of construction 4.0 could be carried out properly. The method of this research using SWOT analysis, by calculating the score/ rating of the internal and external factors, making a SWOT diagram and matrix to determine the strategies that would be carried out in implementing construction 4.0. The respondents were only for skilled-workers/administrators who handled the construction sector and understood construction 4.0. the results of this research, showed that Morowali has located in Quadrant IV with an opportunity of -0.362 and a strength -0.320 which means that Morowali has not had the opportunity to implement the 4.0 construction industry, it caused the internal factors that should be face in terms of its weakness and threats.</em></p> <p><strong>Key words</strong>: <em>SWOT analysis; Opportunity factors; Development of the Construction Industry 4.0</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/356Perilaku Uji Model Konsolidasi Beban Statis Dan Dinamis2022-03-15T12:10:30+00:00Irnawaty Irnawatyinnacivilumi@gmail.comA R Djamaluddininnacivilumi@gmail.comB Muhiddininnacivilumi@gmail.comArdy Arsyadinnacivilumi@gmail.com<h1>ABSTRAK</h1> <p>Konsolidasi merupakan fenomena yang sering menimbulkan permasalahan geoteknik. Konsolidasi tanah adalah peristiwa penurunan tanah akibat terdisipasinya ekses air pori yang berlangsung pada waktu yang lama. Tanah merupakan suatu material multifase yang terdiri dari partikel tanah padat, air, serta udara. Pemberian beban pada tanah, akan menyebabkan meningkatnya tegangan yang bekerja pada tanah tersebut. Tegangan tambahan yang bekerja pada tanah pada awalnya akan dipikul oleh air pori karena sifat incompressible air. Hal ini akan menyebabkan timbulnya ekses air pori. Ekses air pori ini akan terdisipasi dengan mengalir keluarnya air pori tanah melalui pori-pori tanah, sementara tegangan tambahan yang awalnya dipikul air pori secara gradual ditransfer ke partikel tanah padat. Lama waktunya konsolidasi ini dipengaruhi oleh sifat permeabilitas yang kecil. Sifat ini membuat air di dalam tanah lunak tidak terdisipasi dengan sempurna.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya deformasi dan laju konsolidasi terhadap beban dinamis dan beban statis.Model pengujian dibuat di laboratorium dan beberapa pengujian laboratorium yang dilakukan adalah pengujian kadar air, permeabilitas, vanshare, UCT sebelum dan setelah pengujian dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan air pori terhadap beban dinamis lebih besar daripada beban statis. Hal ini menyebabkan peningkatan kuar geser undrained pada tanah uji.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: <em>Konsolidasi, tekanan air pori, beban statis, beban dinamis..</em></p> <h1>ABSTRACT</h1> <p><em>Consolidation is a phenomenon that often causes geotechnical problems. Soil consolidation is an event of land subsidence due to the dissipation of excess pore water that lasts for a long time. Soil is a multiphase material consisting of solid soil particles, water, and air. Giving a load on the soil, will cause an increase in the stress acting on the soil. The additional stress acting on the soil will initially be borne by the pore water due to the incompressible nature of water. This will lead to excess pore water. This excess pore water will be dissipated by flowing out of the soil pore water through the soil pores, while the additional stress initially borne by the pore water is gradually transferred to the solid soil particles. The length of time for this consolidation is influenced by the nature of the small permeability. This property makes the water in the soft soil not dissipate perfectly. This study aims to determine the magnitude of deformation and the rate of consolidation against dynamic loads and static loads. The test model is made in the laboratory and several laboratory tests carried out are testing water content, permeability, vanshare, UCT before and after testing was performed. The results showed that the pore water pressure for dynamic loads was greater than for static loads. This causes an increase in the undrained shear strength in the test soil.</em></p> <p><strong>Key words</strong>: <em>Consolidation, pore water pressure, static load, dynamic load.</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/351Evaluasi Stabilitas Dinding Pengaman Tebingan Saluran Irigasi Cadasngampar Ruas Sdn 02 Cikeas2022-03-18T01:21:38+00:00Rodia Ulfarodiaulfa96@gmail.comNurul Chayatinurulais12345@gmail.comFeril Hariatiferilh2k@gmail.com<h1>ABSTRAK</h1> <p>Dinding pengaman tebingan di belakang sekolah SDN 02 Cikeas, Desa Cadasngampar, Kecamatan Sukaraja, mengalami kerusakan pada bagian dasar strukturnya terutama pada bagian yang terkena aliran saluran irigasi di bagian depan dinding penahan tanah. Analisis kekuatan struktur dinding pengaman terhadap stabilitas geser, guling, dan kapasitas daya dukung tanah dilakukan menggunakan metode Rankine. Hasil analisis menunjukkan stabilitas terhadap guling Fs = 0,2568<1,5 (tidak aman), stabilitas terhadap geser Fs = 0,5552<1,5 (tidak aman), dan analisis stabilitas daya dukung tanah dibagian tumit didapat q<sub>toe</sub> = 531,5066<q<sub>all</sub> = 1900,3149 ( aman) dan q<sub>hell</sub> = -438,0073 (tidak aman). Perbaikan dimensi dinding penahan dilakukan mengikuti SNI 8460:2017. Hasil analisis menunjukkan bahwa stabilitas dinding terhadap guling Fs = 1,7483>1,5 (aman) dan stabilitas dinding terhadap geser Fs = 1,7721>1,5 (aman), Tegangan tanah di bawah dinding q<sub>toe</sub> 158,1605 kN/m2<q<sub>all</sub> 4773,3219 kN/m² (aman) namun untuk tegangan q<sub>heel</sub> masih ada sebesar -48,5119 kN/m² <0 (belum aman). Untuk itu, perlu ditambahkan perkuatan pondasi sumuran berdiameter 80 cm dengan kedalaman 1 m. Hasil analisis menunjukkan bahwa diperoleh 7 pondasi dengan fs = 3 (aman) dengan jarak konfigurasi 2,35D. Tulangan pada plat kaki tidak diperlukan tulangan geser, untuk tulangan minimal yang diperoleh 5D12 dengan jarak minimal 134 mm atau maksimal 2400 mm, sedangkan pada pondasi sumuran diperoleh tulangan utama 5D12 dan tulangan geser spiral Ø10-350 mm</p> <p><strong>Kata kunci </strong>: Metode <em>Rankine</em>, SNI 8460:2017, stabilitas, pondasi sumuran</p> <h1>ABSTRACT</h1> <p><em>The cliff guard wall behind the SDN 02 Cikeas school, Cadasngampar Village, Sukaraja District, was damaged at the base of the structure, especially the part affected by the flow of the irrigation canal at the front of the retaining wall. Analysis of the strength of the retaining wall structure on shear stability, overturning, and the bearing capacity of the soil was carried out using the Rankine method. The results of the analysis showed stability to overturning Fs = 0.2568<1.5 (unsafe), stability to shear Fs = 0.5552<1.5 (unsafe), and analysis of the stability of the soil bearing capacity at the heel obtained q<sub>toe</sub> = 531, 5066<q<sub>all </sub>= 1900,3149 (safe) and q<sub>hell</sub> = -438,0073 (unsafe). The repair of the retaining wall dimensions is carried out according to SNI 8460:2017.The results of the analysis show that the stability of the wall against overturning Fs = 1.7483>1.5 (safe) and the stability of the wall against shear Fs = 1.7721>1.5 (safe), the soil stress under the wall q<sub>toe</sub> 158.1605 kN/m2 <q<sub>all</sub> 4773,3219 kN/m² (safe) but for q<sub>heel </sub>voltage there is still -48,5119 kN/m² <0 (not safe). For this reason, it is necessary to add reinforcement for the foundation of the 80 cm diameter well with a depth of 1 m. The results of the analysis show that there are 7 foundations with fs = 3 (safe) with a configuration distance of 2.35D. Reinforcement on the foot plate does not require shear reinforcement, for the minimum reinforcement obtained is 5D12 with a minimum distance of 134 mm or a maximum of 2400 mm, while in the well foundation, the main reinforcement is 5D12 and spiral shear reinforcement is 10-350 mm</em></p> <p><em><strong>Key words</strong>: Rankine method, SNI 8460:2017, stability, well foundation</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/347Analisa Pemanfaatan Air Hujan Dengan Metode Penampungan Air Hujan (Pah) Dan Di Manfaatkan Untuk Kebutuhan Air Gedung Sekolah2022-03-17T08:16:13+00:00Nova Irhaznova.irhaz@student.tau.ac.idFisika Prasetyo Putrafisika@tau.ac.id<h1>ABSTRAK</h1> <p>Sekolah High Scope Kelapa Gading dihuni sekitar 600 orang siswa & guru yang terdiri dari tingkatan siswa TK, SD, SMP & SMA. Dari data yang diperoleh pengelola harus mengeluarkan biaya yang tinggi untuk penyediaan air bersih, dengan penggunaan air bersih sekitar 660 m3/bulan. Kelapa gading yang termasuk dalam wilayah Jakarta utara, merupakan wialayah kota dengan curah hujan yang tinggi, maka air hujan dapat dimanfaatkan sebagai alternatif peneyediaan air bersih selain dari air PDAM. Perencanaan ini akan membahas potensi pemanenan air hujan untuk diaplikasikan atau di gunakan pada Gedung sekolah High scope yang dilengkapi dengan analisis kelayakan ekonominya. Perencanaan pemanenan air hujan mempertimbangkan quantitas air di Gedung sekolah High Scope, dengan menghitung jumlah air hujan yang dapat di tampung dari atap bangunan dengan menghitung jumlah air hujan rata-rata. Data curah hujan rata-rata didapatkan dari stasiun tanjung priuk dan kemayoran. Kebutuhan air bersih pada Gedung sekolah High Scope kemudian dibandingkan dengan air hujan yang dapat di tampung dari area atap. Selisih dari perhitugan tersebut kemudian di hitung sebagai volume yang di tampung. Selama musim penghujan, air hujan yang tertampung dapat menjadi alternatif air bersih untuk pengguna gedung sekolah high scope. Hasil dan analisis dalam perencanaan pemanenan air hujan menunjukan bahwa sistem yang akan di bangun dapat menghemat biaya, dikarenakan penggunaan air PDAM dapat di kurangi. Berdasarkan analisis kelayakan ekonomi dengan <em>Net Present Value</em> (NPV) serta <em>Benefit and Cost Ratio</em> (BCR), perencanaan pemanenan air hujan layak untuk dikerjakan. Perencanaan pemanenan air hujan juga dapat dijadikan salah satu sarana edukasi dalam rangka pemanfaatan sumber daya air di sekolah.</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci</strong> : Analisa pemanfaatan air hujan, curah hujan rata- rata, <em>Net Present Value</em> (NPV), <em>Benefit and Cost Ratio</em> (BCR).</p> <p> </p> <p> </p> <p> </p> <p> </p> <p><strong> </strong></p> <h1>ABSTRACT</h1> <p>Kelapa Gading High Scope School has 600 students & teachers consisting of kindergarten, elementary, junior high & high school students. From the data obtained, the manager must pay a high cost for the provision of clean water, with the use of clean water of around 660 m3/month. Kelapa Gading which is included in the North Jakarta area, is a city area with high rainfall, so rainwater can be used as an alternative to providing clean water other than PDAM water. This plan will discuss the potential for rainwater harvesting to be applied or used in High Scope school buildings equipped with an economic feasibility analysis. Rainwater harvesting planning considers the amount of water in the High Scope school building, by calculating the amount of rainwater that can be accommodated from the roof of the building by calculating the average amount of rainwater. The average rainfall data was obtained from Tanjung Priuk and Kemayoran stations. The need for clean water in the High Scope school building is then compared with rainwater that can be accommodated from the roof area. The difference from the calculation is then calculated as the volume that is accommodated. During the rainy season, the collected rainwater can be an alternative to clean water for users of high scope school buildings. The results and analysis in planning for rainwater harvesting show that the system that will be built can save costs, because the use of PDAM water can be reduced. Based on economic analysis with Net Present Value (NPV) and Benefit and Cost Ratio (BCR), rainwater harvesting planning is feasible. Rainwater harvesting planning can also be used as a means of education in the context of utilizing water resources in schools.</p> <p><strong>Keywords</strong> : Analysis of rainwater utilization, average rainfall, Net Present Value (NPV), Benefit and Cost Ratio (BCR).</p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/349Analisis Kekuatan Pondasi Terhadap Struktur Tower Transmisi Type Cc+9 500 Kv2022-03-15T12:11:15+00:00Jaenuri JaenuriJjaenuri11@gmail.comNurul Chayatinurulais12345@gmail.comAlimuddin AlimuddinJjaenuri11@gmail.comFeril HariatiJjaenuri11@gmail.com<h2>ABSTRAK</h2> <p>Tingkat konsumsi listrik di Indonesia terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun karena banyaknya permintaan baik di sektor transportasi, perindustrian maupun sektor rumah tangga. Agar pasokan listrik dapat disuplai secara merata ke seluruh daerah di Indonesia maka dibutuhkan jaringan yang luas salah satunya adalah jaringan listrik transmisi 500 kV dari Gardu Induk Cikupa sampai Gardu Induk Kembangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya dukung ijin tiang terhadap gaya <em>uplift </em>dan <em>compression, </em>kontrol terhadap guling (<em>overturning</em>), keruntuhan kelompok tiang dan penurunan pondasi <em>pile-raft. </em>Metode yang digunakan adalah Metode Terzaghi dan Peck, Metode Guy Sangleratt, Metode Converse-Labarre, dan Metode Janbu, Bjerrum, dan kjaernsli. Hasil analisis pembebanan pada pondasi diperoleh dari program MS. Tower berupa gaya dan momen. Pondasi Tower Transmisi Type CC+9 500 kV aman terhadap daya tarik keatas (<em>uplift</em>) yaitu, Pta<sub>max</sub> = 210,21 kN kurang dari Pta = 245,98 kN, pondasi aman terhadap daya tekan (<em>compress</em>), yaitu Pa<sub>max</sub> = 736,18 kurang dari Pa =1700,91 kN. Berdasarkan analisis stabilitas menara terhadap pondasi, pondasi stabil terhadap guling SF 2,469 lebih dari sama dengan 1,5 dan stabil terhadap keruntuhan kelompok tiang Q = 268615,491 kN lebih dari Nc = 9730,372 kN. Total penurunan pondasi dari penurunan seketika dan penurunan konsolidasi didapat hasil yaitu 9,66 mm kurang dari 25 mm, dan dinyatakan aman.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Pondasi <em>pile-raft</em>; pondasi <em>tower </em>transmisi; dan desain pondasi <em>tower</em>.</p> <p> </p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>The level of electricity consumption in Indonesia continues to show an increase from year to year due to the large demand in the transportation, industrial and household sectors. In order for the electricity supply to be supplied evenly to all regions in Indonesia, an extensive network is needed, one of which is the 500 kV power transmission network from the Cikupa Substation to the Kembangan Substation. The purpose of this study was to determine the allowable bearing capacity of the pile on uplift and compression forces, control of overturning, collapse of pile groups and settlement of pile-raft foundations. The methods used are the Terzaghi and Peck Method, the Guy Sangleratt Method, the Converse-Labarre Method, and the Janbu, Bjerrum, and Kjaernsli Methods. The results of the loading analysis on the foundation were obtained from the MS Tower program in the form of style and moment. The foundation of the Transmission Tower Type CC + 9 500 kV is safe against uplift, namely, Ptamax = 210.21 kN less than Pta = 245.98 kN, the foundation is safe against compressive power, i.e. Pamax = 736.18 less than Pa = 1700.91 kN. Based on the analysis of the stability of the tower to the foundation, the foundation is stable against rolling SF 2.469 More than the same as 1.5 and stable against the collapse of the pile group Q = 268615.491 kN more than Nc = 9730,372 kN. The total settlement of foundation from instantaneous settlement and consolidation settlement is 9.66 mm less than 25 mm</em><em>, safe.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: Pile-raft foundation; transmission tower foundations; and tower foundation design.</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/348Analisis Percepatan Waktu Menggunakan Metode Crashing Pada Pembangunan Tower 7 Proyek Apartement Tokyo Riverside2022-03-15T12:11:38+00:00Eka R Anggaraekar1fk1anggara@gmail.comIdi Namaraidinamara@gmail.com<h1>ABSTRAK</h1> <p>Suatu proyek konstruksi dikatakan berhasil apabila waktu penyelesaian sesuai dengan jangka waktu yang sudah disediakan, biaya yang minimal dan tanpa mengesampingkan mutu dalam pembangunan. Dalam proses pembangunan sebuah proyek konstruksi kerap terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti terjadinya keterlambatan pekerjaan pada proyek. Untuk itu diperlukan alternatif yang bisa digunakan untuk menunjang percepatan penyelesaian proyek. Penelitian ini menganalisis percepatan durasi penyelesaian proyek pada proyek pembangunan Tower 7 Apartemen Tokyo Riverside, dengan alternatif penambahan tenaga kerja dan penambahan jam kerja (lembur 3 jam). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya proyek yang lebih ekonomis dan durasi waktu yang lebih efisien dengan menggunakan dua alternatif tersebut.</p> <p>Hasil analisis pada proyek pembangunan Tower 7 Apartemen Tokyo Riverside, diketahui total anggaran biaya proyek sesudah <em>crashing</em> dengan alternatif penambahan tenaga kerja sebesar Rp45.837.312.079 atau lebih murah 2% dari total anggaran biaya proyek pada kondisi normal dan durasi pelaksanaan proyek didapat 178 hari atau lebih cepat 26% dari durasi normal, sedangkan total anggaran biaya proyek sesudah <em>crashing</em> dengan alternatif sistem penambahan jam kerja (lembur 3 jam) didapat sebesar Rp44.971.149.420 atau lebih murah 4% dari total anggaran biaya proyek pada kondisi normal dan durasi pelaksanaan proyek didapat 141 hari atau lebih cepat 41% dari durasi normal. Kemudian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan system penambahan jam kerja (lembur 3 jam) merupakan alternatif program <em>crashing</em> yang lebih efisien dan ekonomis, karena dengan menerapkan sistem tersebut durasi lebih cepat dan anggaran total biaya proyek lebih murah.</p> <p> </p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> proyek, metode <em>Crashing</em>, percepatan proyek, manajemen proyek</p> <p> </p> <h1><em>ABSTRACT</em></h1> <p><em>A construction project is said to be successful if the completion time is in accordance with the timeframe that has been provided, the costs are minimal and without compromising the quality of the construction. In the process of building a construction project, things often happen that are not desirable, such as delays in work on the project. For that we need an alternative that can be used to support the acceleration of project completion. This study analyzes the acceleration of project completion duration in the Tower 7 construction project of the Tokyo Riverside Apartment, with the alternative of adding labor and additional working hours (3 hours overtime). The purpose of this research is to find out which project costs are more economical and the duration of time is more efficient by using these two alternatives.</em></p> <p><em>The results of the analysis on the construction project of Tower 7 Apartment Tokyo Riverside, it is known that the total project cost budget after crashing with the alternative of additional labor is Rp.45,837,312,079 or 2% cheaper than the total project cost budget under normal conditions and the duration of project implementation is 178 days or 26% faster than the normal duration, while the total project cost budget after crashing with an alternative system of additional working hours (3 hours overtime) was Rp. 44,971,149,420 or 4% cheaper than the total project cost budget under normal conditions and the duration of project implementation was 141 days or 41% faster than the normal duration. Then it can be concluded that by applying the system of additional working hours (3 hours overtime) is an alternative crashing program that is more efficient and economical, because by implementing the system the duration is faster and the total project cost budget is cheaper.</em></p> <p> </p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> project, Crashing method, project acceleration, project managemen</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/360Analisa Biaya Dan Produktivitas Alat Berat Pada Pekerjaan Peningkatan Jalan Blok C Sabak Timur Lambur Ii Muara Sabak2022-03-15T12:09:19+00:00Elvira Handayanielvira.handayani2@yahoo.comAnnisaa Dwi Retnanielvira.handayani2@yahoo.comRioni Rizki Aldiansyahrioni.rizki.aldiansyah@unbari.ac.idRandy Akbarrandyakbar06@gmail.com<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penelitian ini membahas tentang Analisa Biaya dan Produktivitas Alat Berat pada Pekerjaan peningkatan Jalan Blok C Sabak timur Lambur II Muara Sabak, adapun tujuan dari Analisa Biaya dan Produktivitas Alat Berat ini yaitu untuk Menghitung Analisa Biaya Produktivitas Alat Berat Dump Truck, Motor Grader, Vibrator Roller, dan water tank. Dalam menganlisa data digunakan metode yang diperoleh dari referensi buku-buku. Metode perhitungan yang digunakan diantaranya melalui buku kapasitas dan Produktivitas Alat-Alat Berat yang diterbitkan oleh Ir.Rochamhadi, 1983. Dari hasil analisa data didapatkan Produktivitas alat berat Dump truck adalah 4,58 m3/jam.Produktivitas alat berat Motor Grader adalah 2367,99 m2/jam. Produktivitas Vibrator Roller adalah 121,50 m3/jam untuk pemadatan timbunan tanah dan untuk pemadatan pekerjaan agregat kelas b adalah 67,50 m3/jam. Produktivitas water tank adalah 11,14 m3/jam. Selisih biaya alat berat harga perkiraan sendiri dan kontraktor adalah sebagai berikut, untuk harga perkiraan sendiri total biaya Rp. 473.200.844 dan kontraktor total biaya Rp. 506.629.500 didapat selisih biaya alat berat Rp. 33.491.656 dengan persentase 6,61 % terhadap biaya pemakaian alat berat.</p> <p>Kata Kunci : <em>Biaya, alat berat, pr</em><em>oduktivitas, waktu.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRACK</strong></p> <p><em> </em></p> <p>This study discusses the Analysis of Cost and Productivity of Heavy Equipment in the work of improving the Road Block C, East Sabak, Lambur II, Muara Sabak, while the purpose of the Analysis of Cost and Productivity of Heavy Equipment is to calculate the Productivity Cost Analysis of Heavy Equipment Dump Truck, Motor Grader, Vibrator Roller, and water tanks. In analyzing the data used methods obtained from reference books. The calculation methods used include the book capacity and productivity of heavy equipment published by Ir. Rochamhadi, 1983. From the results of data analysis, the productivity of heavy equipment dump trucks is 4.58 m3/hour. The productivity of the Motor Grader machine is 2367.99 m2/hour. The productivity of the Vibrator Roller is 121.50 m3/hour for compaction of the soil embankment and for compaction of class b aggregate work is 67.50 m3/hour. The productivity of the water tank is 11.14 m3/hour. The difference between the cost of heavy equipment and the contractor's self-estimated price is as follows, for the self-estimated price the total cost is Rp. 473,200,844 and the contractor's total cost is Rp. 506,629,500 obtained the difference in the cost of heavy equipment Rp. 33,491,656 with a percentage of 6.61% of the cost of using heavy equipmen</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Keywords</strong>: <em>Cost, heavy equipment, productivity, time.</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/359Evaluasi Debit Banjir Rencana Pada Normalisasi Sungai Kenali Besar Kec. Alam Barajo Kota Jambi2022-03-15T12:09:38+00:00Rani SaputriRanisaputri75@gmail.comAzwarman AzwarmanRanisaputri75@gmail.comSusiana SusianaRanisaputri75@gmail.com<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> Banjir merupakan salah satu fenomena alam yang mengancam keberadaan hidup manusia di beberapa wilayah di Indonesia setiap musim penghujan. Setiap tahun Kota Jambi umumnya mengalami banjir terutama di daerah masyarakat yang bermukim di sepanjang bantaran sungai. Hal ini disebabkan berkurangnya kapasitas penampang sungai sehingga dimensi sungai tidak mampu menampung debit yang ada dan menyebabkan Sungai Kenali Besar meluap. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui besarnya debit banjir Sungai Kenali Besar dengan kala ulang 10 tahun dan mengidentifikasi daerah rawan banjir serta memberikan solusi masalah banjir yang terjadi di Sungai Kenali Besar..Pada Penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder berupa Curah hujan harian selama 10 tahun dan data dimensi penampang melintang Sungai Kenali Besar,. hasil hitungan hujan rencana dengan kala ulang 10 tahun yaitu 167,8165 , sedangkan debit rencana dengan metode Rasional didapat nilai debit puncak sebesar 15,3955 langkah dilanjutkan menggunakan software HEC-RAS 4.1.0 untuk mengetahui kapasitas tampung sungai dengan menggunakan debit rencana. Setelah dianalisis menggunakan software, sungai Kenali Besar tidak dapat menampung debit aliran yang terjadi, oleh karenanya perlu adanya perbaikan sungai berupa normalisasi sungai dan peninggian tanggul.</p> <p><strong>Kata kunci</strong> : <em>Debit banjir, HEC-RAS</em></p> <p><strong>ABSTRACT</strong></p> <p><em>Floods are one of the natural phenomena that threaten the existence of human life in several areas in Indonesia every rainy season. Every year Jambi City generally experiences flooding, especially in the areas of the people who live along the riverbanks. This is due to the reduced cross-sectional capacity of the river so that the dimensions of the river are unable to accommodate the existing discharge and cause the Kenali Besar River to overflow. The purpose of this study was to determine the magnitude of the flood discharge of the Kenali Besar River with a return period of 10 years and identify flood-prone areas and provide solutions to flood problems that occurred in the Kenali Besar River. In this study, the data used were secondary data in the form of daily rainfall for 10 years. years and cross-sectional data of the Kenali Besar River. the results of the calculation of the planned rain with a return period of 10 years, namely 167.8165 mm⁄hour, while the planned discharge using the Rational method obtained a peak discharge value of 15.3955 m^3⁄s, the steps were continued using the HEC-RAS 4.1.0 software to determine the capacity of the reservoir. river using the design discharge. After being analyzed using software, the Kenali Besar river cannot accommodate the flow discharge that occurs, therefore it is necessary to improve the river in the form of river normalization and elevation of the embankment.</em></p> <p><strong>Keywords:</strong> <em>Flood discharge, HEC-RAS</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/353Analisis Pengendalian Biaya Dan Waktu Pada Proyek Dengan Menggunakan Nilai Hasil (Earned Value)2022-03-15T12:11:00+00:00Ayu Rahmawatiayu28r@yahoo.comIdi Namaraidinamara@gmail.com<h1>ABSTRAK</h1> <p>Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Proyek ini direncanakan berlangsung selama 5 bulan atau sekitar 22 minggu, namun dalam proses pelaksanaan pembangunannya terjadi keterlambatan yang menyebabkan adanya penambahan biaya dan waktu pada proyek tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode <em>Earned Value Concept</em>. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi apa saja faktor yang menyebabkan keterlambatan dalam pelaksanaan proyek, mengetahui kinerja waktu proyek dan mendapatkan solusi atas masalah yang terjadi pada proyek pembangunan gedung parkir tersebut. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan tinjauan secara langsung ke lapangan dan wawancara. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah <em>time schedule</em>, Rencana Anggaran Biaya, dan laporan progres mingguan. Dari hasil analisis berdasarkan data BCWS dan BCWP, didapatkan nilai SV bernilai negatif dimana menandakan terjadinya keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan, dan SPI bernilai kurang dari 1 yang berarti kinerja pekerjaan tidak sesuai dengan yang diharapkan karena tidak mampu mencapai target pekerjaan yang sudah direncanakan.</p> <p> <strong>Kata kunci :</strong> Proyek Konstruksi, Biaya dan Waktu, <em>Earned Value</em>.</p> <h1>ABSTRACT</h1> <p><em> </em><em>A project is a series of temporary activities that last for a limited period of time, with the allocation of certain resources and are intended to carry out tasks whose targets have been clearly outlined. This project was planned to last for 5 months or about 22 weeks, but in the process of implementation of the construction there was a delay which caused additional costs and time for the project. The method used in this study is the Earned Value Concept method. The purpose of this study is to identify what factors cause delays in project implementation, determine project time performance and obtain solutions to problems that occur in the parking building construction project. The research method used is by conducting direct field reviews and interviews. The data used in this study are the time schedule, Budget Plan, and weekly progress reports. From the results of the analysis based on BCWS and BCWP data, it is found that the SV value is negative which indicates a delay in the implementation of the work, and the SPI is worth less than 1 which means that the work performance is not as expected because it is unable to achieve the planned work target.</em></p> <p><em> </em><strong><em>Key</em></strong> <strong><em>words</em></strong><em>: Construction Project, Cost and Time, Earned Value.</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/354Evaluasi Kinerja Layanan Angkutan Umum Trans Patriot Koridor 1 Rute Terminal Bekasi – Harapan Indah Kota Bekasi2022-03-15T12:10:45+00:00Teguh FaadilahTeguhfadilah@ymail.comSyaiful Syaifulsyaiful@ft.uika-bogor.ac.idTedy Murtejotedy2629@gmail.com<h1>ABSTRAK</h1> <p><strong>EVALUASI KINERJA LAYANAN ANGKUTAN UMUM TRANS PATRIOT KORIDOR 1RUTE TERMINAL BEKASI – HARAPAN INDAH KOTA BEKASI. </strong>Kota Bekasi merupakan bagian dari Metropolitan Jabodetabek. Idealnya dalam sebuah kota besar seperti Kota Bekasi, maka pelayanan angkutan umum seharusnya disusun secara terhirarki dengan beberapa jenis angkutan yang memadai secara kapasitas dan operasionalnya. Angkutan umum penumpang yang ada harus memiliki kinerja atau pelayanan yang baik. Seiring dengan bertambahnya kepemilikan kendaraan pribadi yang semakin meningkat sedangkan angkutan perkotaan mengalami penurunan jumlah penumpang. Penurunan tersebut membuat permintaan tidak sebanding dengan ketersediaan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi turunya minat masyarakat dalam menggunakan angkutan kota, salah satunya adalah tingkat pelayanan yang di sediakan masih kurang memadai, oleh karena itu perlu dilakaukan evaluasi mengenai kinerja angkutan Trans Patriot. Berdasarkan hasil evaluasi menggunakan pedoman teknis penyelengaraan angkutan umum di wilayah perkotaan dalam trayek tetap dan tratur, berdasarkan SPM SK/687/AJ.206/DRJD/2002 metode yang digunakan adalah evaluasi kinerja dilakukan dengan analisis kinerja angkutan umum. Untuk <em>Load Faktor</em> tertinggi yaitu dengan persentase yang didapat 38,0% pada hari Kamis, untuk presentase rendah yaitu 20,0%, hal ini tidak memenuhi dalam pedoman teknis penyelengaraan angkutan umum di wilayah perkotaan dalam trayek tetap dan tratur untuk perkotaan. Untuk <em>headway</em> dan <em>waktu perjalanan</em> tidak memenuhi SPM, nilai headway yang didapat yaitu 15 menit dan waktu perjalanan rata-rata didapatkan 1 jam 15 menit. Untuk kecepatan perjalanan juga perlu ditingkatkan kembali karena terdapat trayek yang masih mengalami keterlambatan dalam pelayananya. Dan perlu ada nya pengenalan lebih lanjut mengenai Trans Patriot untuk menarik minat masyarakat agar berpindah ke angkutan umum massal</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: <em>Kota Bekasi</em>, <em>Evaluasi, Angkutan, Standar Pelayanan Minimal.</em></p> <p> </p> <h1>ABSTRACT</h1> <p><strong><em>PERFORMANCE EVALUATION OF PUBLIC TRANSPORTATION SERVICES TRANS PATRIOT CORRIDOR 1 TERMINAL BEKASI – HARAPAN INDAH BEKASI CITY. </em></strong><em>Bekasi City is part of the Greater Jakarta Metropolitan Area. Ideally, in a big city like Bekasi City, public transportation services should be arranged hierarchically with several types of transportation that are adequate in terms of capacity and operations. Existing passenger public transportation must have good performance or service. Along with the increase in private vehicle ownership, the number of passengers in urban transportation has decreased. The decline makes demand not match the availability. Several factors influence the decline in public interest in using city transportation, one of which is the level of service provided is still inadequate, therefore it is necessary to evaluate the performance of Trans Patriot transportation. Based on the results of the evaluation using technical guidelines for the implementation of public transportation in urban areas in fixed and regular routes, based on the </em><em>SK/687/AJ.206/DRJD/2002, the method used is a performance evaluation conducted by analyzing the performance of public transportation. For the highest load factor, the percentage obtained was 38.0% on Thursday, for the low percentage, namely 20.0%, this did not meet the technical guidelines for the implementation of public transportation in urban areas in fixed and regular routes for urban areas. For headway and travel time that do not meet SPM, the headway value obtained is 15 minutes and the average travel time is 1 hour 15 minutes. The speed of travel also needs to be increased again because there are routes that are still experiencing service delays. And there needs to be a further introduction about Trans Patriot to attract people to move to mass public transportation.</em></p> <p><strong>Key words</strong>: <em>Bekasi City, Evaluation, Transportation, Minimum Service Standards</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/361Studi Pengendalian Banjir Kali Cipinang Dari Kelurahan Kebon Pala Sampai Dengan Banjir Kanal Timur2022-03-15T12:09:07+00:00Nisata Sari Situmorangnisasitumorang7@gmail.com<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan perkotaan yang paling padat penduduknya didaerah DKI Jakarta dengan tingkat pertambahan penduduk yang signifikan. Bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan tempat atau lahan untuk dijadikannya tempat tinggal juga otomatis semakin meningkat. Penelitian dilakukan dari daerah Kebon Pala sampai dengan Banjir Kanal Timur, yaitu daerah yang dilalui kali Cipinang. Data yang digunakan didapatkan melalui cara observasi lapangan serta data curah hujan dari instansi terkait melalui online. Selanjutnya dilakukan observasi mengenai kali Cipinang dengan analisis hidrologi terhadap hujan rencana dan debit banjir. Metode rata-rata aljabar menjadi alternative perhitungan data curah hujan yag kemudian dilakukan perhitungan distribusi dengan pengujian kesesuaian distribusi yaitu Chi-Kuadrat. Perhitungan debit banjir dengan menggunakan Metode HSS Nakayasu dan perhitungan kapasitas pengaliran menggunakan perhitungan manual dengan rumus manning. Penelitian ini difokuskan pada kemampuan atau kapasitas pengaliran alur sungai untuk mngalirkan debit banjir pada periode ulang.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Pengendalian Banjir, Sungai Cipinang, Kapasitas Pengaliran Sungai, Distibusi Frekuensi.</p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/357analisa KEKUATAN PERKERASAN AIRSIDE (RUNWAY, TAXIWAY & APRON) BANDARA SULTAN THAHA JAMBI UNTUK PESAWAT JENIS A330-3002022-03-15T12:09:58+00:00Dicky Nurfandi Putradickynurfandi60@gmail.comAmsori M Dasamsori.m.das@unbari.ac.idWari Donywaridony@gmail.com<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Seiring perkembangan zaman, teknologi semakin dikembangkan oleh para ahli dengan sangat pesat, begitu pula pada sektor transportasi udara yang sekaligus sebagai penunjang perkembangan ekonomi di suatu daerah. Provinsi jambi pada tahun 2019 memiliki jumlah penduduk sekitar 3.570.272 jiwa, hal ini berpengaruh pada jumlah pengguna transportasi udara yang setiap tahun meningkat rata-rata sebesar 6%. Jumlah penduduk yang terus meningkat membuat kebutuhan Transportasi terus dikembangkan untuk menunjang perkembangan Ekonomi, baik Transportasi Darat, Laut, dan Udara. Bandara merupakan satu-satunya Fasilitas Transportasi Udara yang merupakan tempat Operasional Pesawat, untuk itu suatu Bandara haruslah memiliki struktur perkerasan yang baik, khususnya pada sisi udara <em>(airside)</em>, agar pesawat dapat beroperasi dengan aman dan nyaman. FAA (<em>Federal Aviation Administration</em>) melalui peraturan “FAA AC-150/5335/5C-<em>Standardized of Reporting Airport Pavement Strength</em>” mewajibkan setiap Negara Anggota ICAO untuk melaporkan kekuatan perkerasan landasan tahunan yang diklasifikasikan dalam sebuah nilai yang disebut ACN-PCN (<em>Aircraft Classification Number-Pavement Classification Number</em>). Bandara Sultan Thaha hingga tahun 2021 hanya mampu melayani pesawat terbesar jenis Boeing B737-900ER, untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kekuatan perkerasan <em>airside </em>Bandara Sultan Thaha jambi terhadap pesawat Airbus A330-300 dengan metode ACN-PCN yang menggunakan <em>Software </em>COMFAA dan Metode Klasik (Manual). Pesawat A330-300 memiliki bobot dan dimensi yang lebih besar dari Pesawat B737-900ER. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa Pesawat Rencana dapat beroperasi di Bandara Sultan Thaha Jambi yang memiliki nilai PCN masing-masing yaitu <em>Runway</em> = 95, PCN <em>Taxiway</em> = 128, dan <em>Apron</em> = 60. Apabila dibandingkan dengan nilai ACN Pesawat Rencana A330-300 terhadap masing-masing perkerasan yaitu pada <em>Runway</em> = 63, <em>Taxiway</em> = 63, dan <em>Apron</em> = 56.</p> <p>Kata Kunci: Bandara Sultan Thaha, Metode ACN-PCN, <em>Airside</em>, Perkerasan Landasan.</p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/358Tinjauan Portal Beton Bertulang Gedung Rumah Sakit Bhayangkara Kota Jambi2022-03-15T12:10:09+00:00M Asmuni Jatoebasmunijatoeb@gmail.comRia Zulfiatiria.zulfiati@unbari.ac.idM Nuklirullahasmunijatoeb@gmail.comDeka Herman Efiadeka6493@gmail.com<h1>ABSTRAK</h1> <p>Gedung Rumah Sakit Bhayangkara gedung yang terdiri dari 5 lantai, yang diharapkan bisa memberikan peningkatan pelayanan bagi masyarakat umum dan keluarga besar Polri. Bangunan ini menggunakan beton bertulang sebagai struktur utamanya, yang didesain agar mampu menahan beban-beban yang bekerja. Dimensi kolom struktur pada Gedung ini relatif sama untuk lantai paling bawah hingga lantai paling atas, yang pada dasarnya pembebanan pada kolom akan lebih kecil dari pada kolom di bawahnya. Pada penelitian ini dilakukan peninjauan pada portal struktur yang mengacu pada Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI 2847:2013). Beban mati dihitung berdasarkan berat jenis, beban hidup dan beban angin dihitung berdasarkan peraturan pembebanan untuk gedung dan bangunan lain (SNI 1727-2013). Adapun untuk perhitungan pembebanan struktur pada studi ini dibantu oleh Program SAP2000, sedangkan untuk perhitungan dimensi dan pembesian dilakukan perhitungan secara manual. Dari penelitian serta analisa yang dilakukan diperoleh beberapa perbedaan dimensi serta pembesian balok dan kolom yang ditinjau. Pada dimensi balok diperoleh hasil yang sama terhadap dimensi balok terpasang, namun terdapat perbedaan pada jumlah tulangan yang digunakan lebih besar dari jumlah tulangan hasil analisa. Sedangkan dimensi kolom yang digunakan lebih besar dari dimensi hasil analisa, serta jumlah tulangan yang digunakan juga memiliki jumlah yang lebih besar dari jumlah tulangan hasil analisa.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong><em>Analisa portal gedung, Penulangan balok kolom, Pembebanan gedung, </em><em>SA</em><em>P2000</em></p> <p> </p> <h1>ABSTRACT</h1> <p><em>The Bhayangkara Hospital building consists of 5 floors, which is expected to provide improved services for the general public and the extended family of the Police.</em> <em>This building uses reinforced concrete as the main structure, which is designed to be able to withstand the loads that work.</em> <em>The dimensions of the structural columns in this building are relatively the same for the lowest floor to the top floor, basically the load on the column will be smaller than the column below it.</em> <em>These are some of the things that form the basis of this research</em><em>.</em> <em>In this study, a review of the structural portal refers to the Structural Concrete Requirements for Buildings (SNI 2847:2013).</em> <em>Dead load is calculated based on specific gravity, live load and wind load is calculated based on loading regulations for buildings and other buildings (SNI 1727-2013).</em> <em>The calculation of structural loading in this study is assisted by the SAP2000 program, while the calculation of dimensions and reinforcement is carried out manually. From the research and analysis carried out, it is found that there are several differences in dimensions and the beam and column beams being reviewed.</em> <em>In the dimensions of the beam, the same results are obtained for the dimensions of the installed beam, but there is a difference in the amount of reinforcement used which is greater than the amount of reinforcement used in the analysis.</em> <em>While the dimensions of the columns used are larger than the dimensions of the analysis results, and the amount of reinforcement used also has a larger number than the number of reinforcements that are analyzed.</em></p> <p><strong><em>Key words</em></strong><em>: </em><em>Building portal analysis, Column beam reinforcement, Building loading, SAP2000</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/362Kajian Dampak Lingkungan terhadap Kegiatan Produksi Beton Readymix2022-03-15T12:09:13+00:00Rahyono Permanarahyonopermana69@gmail.comRulhendri Rulhendrirulhendri@uika-bogor.ac.idAlimuddin Alimuddinalimuddin.sil12@gmail.com<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Keberadaan suatu industri di suatu daerah merupakan salah satu upaya manusia dalam meningkatkan kualitas hidup. Salah satu tujuan dari kegiatan industri diantaranya untuk memperluas lapangan kerja, menunjang pemerataan pembangunan, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan produksi suatu industri tentunya menimbulkan dampak lingkungan dan sosial bagi masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari kegiatan produksi dan cara meminimalisir dampak negatif dari kegiatan PT Adhimix RMC Indonesia Plant Sentul. Metode yang digunakan adalah metode observasi, wawancara, dan pelingkupan. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan dan wawancara menggunakan kuesioner. Dampak yang timbul pada kegiatan produksi beton <em>readymix</em> di PT Adhimix RMC Indonesia Plant Sentul adalah berupa penurunan kualitas udara ambien dan ruang kerja, peningkatan kebisingan, peningkatan beban bahan pencemar pada badan air penerima, penurunan nilai estetika, gangguan kesehatan dan keselamatan kerja, serta perubahan persepsi masyarakat. Hal – hal yang dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif yang terjadi adalah membuat pembatas fisik area <em>batching plant</em>, sehingga dapat meminimalkan penyebaran polutan yang berasal dari lokasi kegiatan ke lingkungan luar, penyiraman secara rutin di area kerja dan pintu gerbang, melakukan perbaikan dan perawatan peralatan yang menimbulkan kebisingan berlebihan, limbah cair dari proses produksi dialirkan ke kolam pengendapan dan selanjutnya digunakan kembali dalam proses produksi, limbah padat domestik dikumpulkan dan selanjutnya diangkut ke TPA oleh pihak ketiga, para pekerja wajib menggunakan alat pelindung diri, dan mengadakan kegiatan sosial yang bekerjasama dengan aparat setempat dan masyarakat sekitar</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> <em>d</em><em>ampak </em><em>l</em><em>ingkungan, </em><em>tahap p</em><em>roduksi</em><em>, b</em><em>eton </em><em>r</em><em>eadymix</em></p> <p> <strong>ABSTRACT </strong></p> <p><em>The existence of industry in area is one of human efforts in improving the quality of life. Some of the goals of industrial activities is to expand employment opportunities, support equitable development, increase income and community welfare. The production activities of an industry certainly have environmental and social impacts on society. The purpose of this study was to determine the impact of production activities and how to minimize the negative impact of the activities of PT Adhimix RMC Indonesia Plant Sentul. The method used is the method of observation, interviews, and scoping. Data was collected by direct observation in the field and interviews using a questionnaire. The impacts that arise on readymix concrete production activities at PT Adhimix RMC Indonesia Plant Sentul are in the form of a decrease in ambient air quality and work space, increased noise, increased pollutant load on receiving water bodies, decreased aesthetic value, health and safety disturbances, and changes in public perception. Things that are done to minimize the negative impacts that occur are making physical barriers to the batching plant area, so as to minimize the spread of pollutants from the activity location to the outside environment, watering in the work area and gates regularly, repairing and maintaining equipment that causes excessive noise, liquid waste from the production process is channeled into a settling pond and then reused in the production process, domestic solid waste is collected and then transported to a landfill by a third parties, workers are required to use personal protective equipment, and conduct social activities in collaboration with local officials and the surrounding community</em></p> <p><strong>Keywords</strong>:<em> environmental impact, production</em><em> stage, ready mix concrete</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/363Material Kaca Hemat Energi sebagai Solusi Inovatif untuk Hunian Bertingkat2022-03-15T12:09:03+00:00Muhammad Masrokanmasrokan@student.tau.ac.id<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Keberadaan kaca sebagai bahan bangunan telah dikenal dan digunakan sejak dibutuhkannya bidang transparan yang mampu menyatukan ruang luar dengan ruang dalam serta memasukan unsur pencahayaan alami namun tetap menjaga kondisi ruang dalam dari pengaruh ruang luar, kaca hemat energi pada hunian bertingkat tinggi yang dikondisikan sepenuhnya <em>(fully air-conditioned)</em> mampu mengurangi pantulan panas matahari dari bangunan bangunan kaca tinggi yang menyebabkan meningkatnya temperatur lingkungan diperkotaan <em>(heat-island effect)</em> maupun efek rumah kaca pada atmosfer bumi (<em>greenhouse effect</em>). Tujuan riset ini adalah mengevaluasi kinerja termal selubung bangunan pada Proyek Thamrin Nine - Townhouse dengan perhitungan OTTV <em>(Overall Thermal Transfer Value)</em>, suatu nilai menggambarkan kemampuan selubung bangunan meneruskan panas secara menyeluruh dari luar ke sisi dalam atau sebaliknya, dinyatakan dalam W/m<sup>2</sup>. Besar radiasi matahari yang ditransmisikan melalui selubung bangunan dipengaruhi fasad bangunan yaitu perbandingan luas kaca dan luas dinding bangunan keseluruhan, serta jenis dan tebal kaca yang digunakan. Bila nilai <em>OTTV</em> suatu bangunan dihasilkan kurang/sama dengan 45 W/m<sup>2</sup>, maka bangunan tersebut sesuai dengan Syarat Bangunan Gedung Hijau pada pergub DKI Jakarta nomor 38 tahun 2012 tentang Bangunan Gedung Hijau. Nilai yang didapat dari perhitungan OTTV bangunan Proyek Thamrin Nine Townhouse sebesar 12,08 W/m<sup>2 </sup>sudah memenuhi kriteria bangunan hemat energi sesuai persyaratan <em>OTTV</em> yang diijinkan, terpenuhinya persyaratan tersebut didominasi penggunaan kaca pada tampak timur dan barat pada dinding bangunan dan penggunaan precast secara menyeluruh pada tampak utara dan selatan mempunyai nilai 47,47W/m<sup>2</sup> pada masing-masing tampak sehingga bisa disimpulkan bahwa penggunaan material kaca lebih efisien dari pada menggunakan dinding precast tertutup.</p> <p> <strong>Kata Kunci</strong>: <em>Kaca, OTTV, Hemat Energi</em></p> <p><em> </em><strong>ABSTRACT</strong></p> <p>The existence of glass as a building material has been known and used since the need for a transparent field that is able to unite the outer space with the inner space and incorporates elements of natural lighting but still maintains the condition of the inner space from the influence of the outer space, energy-saving glass in fully air-conditioned high-rise residences can reduce the reflection of solar heat from tall glass buildings which causes an increase in environmental temperature in urban areas <em>(heat-island effect)</em> as well as the greenhouse effect on the earth's atmosphere <em>(green house effect)</em>. The purpose of this research is to evaluate the thermal performance of the building envelope in the Thamrin Nine - Townhouse Building by calculating OTTV <em>(Overall Thermal Transfer Value)</em>, a value describing the ability of the building envelope to transmit heat as a whole from the outside to the inside or vice versa, expressed in W/m<sup>2</sup>. The amount of solar radiation transmitted through the building envelope is influenced by the building's facade, namely the ratio of the glass area to the overall building wall area, as well as the type and thickness of the glass used. If the resulting OTTV value of a building is less/equal to 45 W/m<sup>2</sup>, then the building complies with the Green Building Requirements in DKI Jakarta governor regulation number 38 of 2012 concerning Green Buildings. The value obtained from the OTTV calculation of the Thamrin Nine Townhouse Project of 12.08 W/m2 has met the criteria for an energy efficient building according to the permitted OTTV requirements, the fulfillment of these requirements is dominated by the use of glass on the east and west views on the building walls and the use of precast as a whole in the building. north and south views have a value of 47.47W/m<sup>2</sup> in each view so it can be concluded that the use of glass material is more efficient than using closed precast walls.</p> <p> <strong>Key Words</strong>: <em>Glass, OTTV, Energy Saving</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/364Persepsi Masyarakat terhadap Tingkat Kepuasan Pelayanan Bus Transjabodetabek dengan Metode Uji Asumsi Klasik dan Uji Regresi Linear Berganda2022-03-15T12:08:46+00:00Muhammad Rinaldirinaldim320@gmail.comMuhammad Nanang Prayudyantomuhammadprayudyanto@gmail.comSyaiful Syaifulsyaiful@ft.uika-bogor.ac.id<p>Abstrak</p> <p>Bus Transjabodetabek merupakan sarana transportasi umum yang sangat diminati masyarakat Jabodetabek untuk melakukan perjalanan. Bus ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2015 oleh Kementrian Perhubungan. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelayanan operator bus Transjabodetabek, dilakukan kajian mengenai tingkat kepuasan pelayanan operator bus berdasarkan persepsi penggunanya yang mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal (SPM) Angkutan Umum menurut Peraturan Menteri (PM) Perhubungan Nomor 29 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang Dalam Trayek. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana tingkat pelayanan operator bus Transjabodetabek berdasarkan persepsi penumpangnya. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan jumlah 100 responden di 4 terminal Transjabodetabek. Hasil uji diukur dengan skor 1-4. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan metode survey, analisis data menggunakan program komputer SPSS versi 25 dengan metode uji asumsi klasik dan uji regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Kualitas pelayanan fasilitas halte bus sebesar 2,46 dengan kategori tidak memuaskan dan pelayanan pada fasilitas bus sebesar 2,67 dengan kategori memuaskan. Nilai rata-rata total kepuasan pelayanan operator bus sebesar 2,56 dengan kategori memuaskan. 2) Didapatkan persamaan regresi linear berganda Y = -0,571 + 0,061X1+ 0,035X2.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: <em>Kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, TransJabodetabek, uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda. </em></p> <p><em>Abstact</em></p> <p><em>Intercity Transjabodetabek bus is attractive public transportation for the Greater Jakarta (Jabodetabek) communities’ daily working trips. The bus is established in 2015 by MoT. Therefore, to determine the level of service satisfaction of the Transjabodetabek bus operator, a study was conducted on the level of service satisfaction of bus operators based on user perceptions which refer to the Minimum Service Standards (SPM) for Public Transport according to the Minister of Transportation Regulation (PM) Number 29 of 2015 concerning Minimum Service Standards. </em><em>Insider Transportation Route. The purpose of this study was to find out how the service level of Transjabodetabek bus operators based on passenger perceptions. This study uses a questionnaire with a total of 100 respondents in 4 Transjabodetabek terminals. The test results are measured with a score of 1-4.</em><em> This study uses a questionnaire with the research method used is descriptive qualitative and quantitative survey method, data analysis using the computer program SPSS version 25 with the classical assumption test method and multiple linear regression test.</em><em> The results of this study indicate: 1) The service quality of the bus stop facilities is 2.46 in the unsatisfactory category and the service at the bus facilities is 2.67 in the satisfactory category. The average value of total service satisfaction of bus operators is 2.56 with a satisfactory category. 2) The multiple linear regression equation </em><em>Y = -0,571 + 0,061X1+ 0,035X2 </em><em>is obtained.</em></p> <p><strong>Key words</strong>: <em>Quality of Service, Customer Satisfaction, </em><em>TransJabodetabek, Classic Assumption, Multiple Linear Regression Test.</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/365Analisis Penampang Kolom Beton Bertulang Berlubang2022-03-15T12:08:35+00:00Ridho Asshiddiqiasshiddiqir@gmail.comSuhendra Suhendrasuhendra_domas@yahoo.comAnnisaa Dwiretnaniasshiddiqir@gmail.com<p><strong>Abstrak:</strong> Pipa yang ditanam pada kolom masih sering dijumpai pada struktur suatu bangunan gedung. Maksud dari pipa yang diletakkan di dalam kolom yaitu sering dimanfaatkan sebagai saluran sanitasi air bersih maupun air kotor, juga sebagai instalasi mekanikal elektrikal. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diakibatkan adanya lubang dan juga pengaruh pergeseran atau perpindahan posisi lubang pada kolom terhadap kekuatannya. Penelitian ini menjelaskan tentang kapasitas penampang kolom dalam menahan gaya aksial dan momen lentur secara bersamaan pada satu arah (<em>uniaxial</em>). Penelitian ini dilakukan pada dua jenis penampang, yaitu penampang tidak berlubang dan penampang berlubang. Untuk penampang berlubang terdapat 3 ukuran lubang yaitu lubang diameter 50 mm, 63 mm dan 75 mm. Penelitian juga dilakukan terhadap kemungkinan pergeseran pipa pada penampang, asumsi pergeseran yang terjadi pada pipa dimulai dari tengah penampang dengan interval pergeseran 10 mm hingga jarak maksimum yang dapat terjadi. Digunakan penampang dengan dimensi 250 mm x 250 mm serta luas tulangan longitudinal sebesar 1,7% dari luas penampang kolom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar lubang pada penampang kolom, maka semakin rendah pula kekuatan penampang. Penurunan kekuatan aksial maksimum terColomndapat pada lubang 75 mm (7,07% A<sub>g</sub>) dengan kekuatan maksimum penampang sebesar 89,52% dan momen 98,20% dari penampang tidak berlubang.</p> <p><strong>Kata kunci</strong> : Kolom, Berlubang, Kekuatan Penampang</p> <p><em><strong>Abstract:</strong> Pipes planted in columns are still often found in the structure of a building. The purpose of the pipe that is placed in the column is that it is often used as a sanitation channel for clean and dirty water, as well as an electrical mechanical installation. Therefore, this study aims to determine how much influence the existence of a hole has and also the effect of shifting or shifting the position of the hole in the column on its strength. This study describes the cross-sectional capacity of the column to withstand the axial force and bending moment simultaneously in one direction (uniaxial). This research was conducted on two types of cross sections, namely non-perforated sections and perforated sections. For a perforated cross section there are 3 sizes of holes, namely holes with a diameter of 50 mm, 63 mm and 75 mm. Research was also carried out on the possibility of shifting the pipe in the cross section, assuming the shift that occurs in the pipe starts from the middle of the cross section with a shift interval of 10 mm to the maximum distance that can occur. A cross section with dimensions of 250 mm x 250 mm is used and the longitudinal reinforcement area is 1.7% of the column cross-sectional area. The results showed that the larger the hole in the column cross-section, the lower the cross-sectional strength. The decrease in maximum axial strength is found in the 75 mm (7.07% Ag) hole with a maximum strength of 89.52% cross-section and 98.20% moment of non-perforated cross-section. </em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em> : </em><em>Column, Perforated, Sectional Strength</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/366Analisis Perubahan Tata Guna Lahan terhadap Laju Sedimen pada DAS Cimuntur2022-03-15T12:08:23+00:00Didin Kusdiandidin469@gmail.comIrwan Primawardhanairwanprima.mavro@gmail.com<p><strong>Abstrak:</strong> Dampak dari erosi tanah dapat menyebabkan sedimentasi di sungai sehingga dapat mengurangi daya tampung sungai, demikian pula yang terjadi pada DAS (Daerah Aliran Sungai) Cimuntur karena telah banyak mengalami perubahan lingkungan terutama perubahan tataguna lahan di daerah hulu maka erosi dan sedimentasi yang terjadi di sungai Cimuntur cukup besar dan berdampak pada berkurangnya kemampuan sungai Cimuntur dalam menampung aliran air terutama pada saat musim hujan sehingga akan menyebabkan banjir. Jenis tanah di sungai Cimuntur didominasi oleh latosol coklat tua kemerahan dengan karakteristik tanah latosol memiliki kemampuan menyerap air tinggi, dan mudah tererosi. Penggunaan lahan di sungai Cimuntur didominasi oleh perkebunan (56.815%), area pemukiman (12.682%), bangunan (15.088%), hutan (6.469%). Berdasarkan hasil analisa menggunakan USLE (<em>Universal Soil Loss Equation</em>) maka dipilihlah 5 (lima) rangking anak sungai Cimuntur yang memiliki peringkat erosi yang paling besar yaitu: Sub-DAS Pamanyoan = 69.095 Ton/Ha/Tahun, Sub-DAS Ciderma = 51.903 Ton/Ha/Tahun, Sub-DAS Cikadondong = 151.303 Ton/Ha/Tahun, Sub-DAS Cipaderen = 140.001 Ton/Ha/Tahun, Sub-DAS Citeras = 49.789 Ton/Ha/Tahun. Pada lahan DAS/Sub-DAS Cimuntur dilakukan tindakan konservasi lahan dengan 3 (tiga) skenario yaitu pada lokasi studi yang memiliki kemiringan ≥ 30 % (Curam) akan dilakukan kegiatan konservasi tanah berupa teras bangku sedang (P = 0.15). Pada lahan perkebunan akan dilakukan konservasi dengan cara penutupan lahan secara rapat (P = 0.1), kombinasi 1 + 2.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> <em>erosi, sedimentasi, konservasi, penggunaan lahan, DAS</em></p> <p><strong>Abstract:</strong> The impact of soil erosion can cause sedimentation in the river so that it can reduce the capacity of the river, as well as what happens to the Cimuntur watershed because it has undergone many environmental changes, especially changes in land use in the upstream area, the erosion and sedimentation that occurs in the Cimuntur river is quite large and has an impact on the reduced ability of the Cimuntur river in accommodating water flow, especially during the rainy season so that it will cause flooding. The type of soil in Cimuntur river is dominated by reddish dark brown latosol with latosol soil characteristics having high water absorption ability, and easily eroded. Land use in Cimuntur river is dominated by plantations (56,815%), residential areas (12,682%), buildings (15,088%), forests (6,469%). Based on the results of the analysis using USLE (<em>Universal Soil Loss Equation</em>) then selected 5 (five) ranks of Cimuntur tributaries that have the largest erosion rating, namely: Sub-WATERSHED Pamanyoan = 69,095 Tons / Ha / Year, Sub-watershed Ciderma = 51,903 Tons/Ha/Year, Cikadondong Sub-watershed = 151,303 Tons/Ha/Year, Cipaderen Sub-watershed = 140,001 Tons/Ha/Year, Citeras Sub-Watershed = 49,789 Tons/Ha/Year. On watershed / Sub-watershed Cimuntur conducted land conservation actions with 3 (three) scenarios, namely at the study site that has a slope of ≥ 30% (Steep) will be conducted land conservation activities in the form of a medium bench terrace (P = 0.15). On plantation land will be done conservation through land closure tightly (P = 0.1), a combination of 1 + 2.</p> <p><strong>Keywords</strong>: <em>erosion, sedimentation, conservation, land use, watershed</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/367Perbandingan Stabilitas Lereng antara Metode Keseimbangan Batas (LEM) Dan Metode Elemen Hingga (FEM)2022-03-24T12:54:23+00:00Chandra Afriade Siregarchandra.afriade@usbypkp.ac.idFarhan Ali Syakir Ashidikfarhanalisyakirashidik@gmail.comHendra Garnidafarhanalisyakirashidik@gmail.com<p>Abstrak: Akhir- akhir ini kerap terjadi musibah tanah longsor yang berhubungan dengan datangnya masa hujan. Musibah tanah longsor banyak terjadi di Indonesia yang menyebabkan banyaknya bangunan roboh serta korban jiwa. Saat sebelum masa pc, kalkulator merupakan salah satunya metode buat menghitung aspek keamanan lereng. Tetapi, para insinyur dikala ini mempunyai banyak cara untuk analisis fitur lunak antara lain tata cara limit equibrilium serta tata cara <em>finite element</em>. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari bagaimana pengaruh metode limit equilibrium dan metode finite element terhadap faktor keamanan lereng, deformasi tanah dan faktor yang lain pada kedua metode tersebut. Penelitian stabilitas lereng ini menggunakan parameter tanah dan geometri yang sama dengan kemiringan lereng 60˚ pada lokasi proyek yang nyata pada bridge 97 lintasan kereta api cepat indonesia cina KCIC Walini kabupaten bandung barat. berdasarkan lereng existing dengan mempertimbangkan kasus beban seperti menjadikan kondisi lereng GWT maksimum, yang tercatat, beban tambahan seperti mobilisasi dan kondisi psedotatis dinamis gempa. Dari hasil penelitian ini faktor keamanan antara metode limit equilibrium dan finite element relatif sama namun terdapat kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam output metode tersebut. Nilai faktor keamanan dari setiap metode relatif sama, tidak lebih dari 0,125.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: <em>Slope Stability, Limit Equilibrium Method, Finite Element Method. </em></p> <p>ABSTRACT: <em>Recently, there have been frequent landslides associated with the arrival of the rainy season. Many landslides (erosions) occur in Indonesia, causing many buildings to collapse and loss of life. Before the PC era, calculators were one of the methods for calculating slope safety aspects. However, engineers currently have many methods for software analysis, including the equilibrium limit method and the finite element method. The purpose of this research is to study how the influence of the limit equilibrium method and the finite element method on the slope safety factor, soil deformation and other factors in both methods. This slope stability study uses the same soil and geometry parameters with a slope of 60˚ at a real project site on bridge 97 of the Indonesia-China High- Speed Railway KCIC Walini, West Bandung Regency. based on existing slopes by considering load cases such as making the slope conditions of the maximum GWT recorded, additional loads such as mobilization and dynamic psedotatic conditions of the earthquake. From the results of this study, the safety factor between the limit equilibrium and finite element methods is relatively the same but there are advantages and disadvantages of each in the output of the method. The value of the safety factor for each method is relatively the same, not more than 0.125</em></p> <p><strong>Key words</strong>: <em>Slope Stability, Limit Equilibrium Method, Finite Element Method. </em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/385Kajian Pengendalian Banjir di Daerah Cekungan dengan Sistem Pompa2022-03-15T05:59:57+00:00Bakhtiar A Bdidin469@gmail.comAndrian Firmansyahdidin469@gmail.comDidin Kusdiandidin469@gmail.com<p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>The Metland residential area is a retention area or a flood area located in the downstream area of the Cibuntu and Cibeureum rivers, which are plains and basins with rice fields and housing estates. The two rivers have experienced meandering, which has hampered the flow of the river so that the occurrence of backwater resulted in the overflow of the two rivers and resulted in flooding in the surrounding area. This flood will be exacerbated if the Citarum river also overflows. The purpose of the study was to find out how much the flood discharge value and the evaluation of the capacity of the existing pumps were adequate or not. After analyzing the calculation, it was found that the flood discharge value for a 2-year return period at polder 1A was 1,451 m3/second, polder 1B was 1,848 m3/second, polder 2A was 0.739 m3/second, polder 2B was 0.689 m3/second, and polder 2C was 0.895 m3. /second, polder 2D 1 is 0.608 m3/second, and polder 2D 2 is 0.529 m3/second. At the 10-year return period, inundation occurred at polder 1A as high as 13.04 cm, at polder 1B as high as 16.57 cm, and at polder 2C as high as 11.06 cm. Pump capacity for polders 1A, 1B, and 2C at the return period 10 The year was not sufficient to deal with the existing floods. Alternative problem solving is to increase the pump capacity. For polder 1A, a pump of 1 x 12 m3/second is added, for polder 1B a pump is added of 3 x 6 m3/second and 1x 12 m3/second, and for polder 2C a pump is added of 1 x 6 m3/second.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Flood Discharge, Pump Capacity and Polder System.</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/374Analisis Pola Aliran Saluran Terbuka Dengan Hambatan Persegi Panjang, Bulat, Segitiga, Dan Wing2022-03-15T06:03:23+00:00Hadi Rohmantokasimir.sawito@gmail.comKasimir Sawitokasimir.sawito@gmail.comHerwin Siregarherdonna2008@yahoo.com<p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>If the flow is uniform (fixed / uniform) in an open channel when it encounters an obstacle / collision in the distraction, then the velocity of the water particles around the barrier is not the same. This will change the nature of the flow from uniform to non-uniform or from a flow that is laminar (parallel) to turbulent (irregular). Therefore, it is necessary to study the open channel flow pattern due to obstacles / collisions in its flow. This study aims to analyze the flow pattern of the open channel in various forms of resistance / collision. The experiments were carried out without obstacles, obstacles in the form of a rectangle, a triangle shape, a round shape and a wing shape. The results of the observations in this study are a flow that has no resistance, the flow pattern is uniform (uniform) and laminar (regular). regular) which is given resistance will change its nature to turbulent (irregular), the factors that affect the flow pattern in the open channel are the channel cross section and the shape of the barrier object. From the results of the research that has been carried out, it is recommended that the use of dye as a flow line be reviewed, because the observation glass tube becomes cloudy so that the visualization is not exactly as it is.</em></p> <p><strong><em>Key words:</em></strong><em> flow pattern, obstacle form</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/372Analisis Penggunaan Timbunan Mortar Busa Pada Pembangunan Flyover Jalan Pelajar Pejuang 45 – Jalan Gatot Subroto Kota Bandung2022-04-10T12:31:17+00:00Eris Kusdhiantoeriskusdhianto@gmail.comAbdul Chalidkhaleedtu@yahoo.com<p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>The type of subgrade is a very important factor because Indonesia's road network is spread over areas with various types of soil. Some of these soil types, such as soils that are weak or susceptible to soil plasticity conditions are referred to as geotechnical conditions that are difficult to carry loads in road construction. The use of Lightweight Cellular Concrete (LCC) as an embankment material has recently been widely used, including in fly-over works located at Jalan Pelajar Pejuang 1945 and Jalan Gatot Subroto, Bandung City. This study conducted a study on the properties of LCC including compressive strength, workability properties, and the relationship between density and compressive strength of LCC. The results showed that as the age of the LCC sample increased, the compressive strength of the LCC increased. LCC density is getting smaller at increasing LCC compressive strength.</em></p> <p><em>Key words: Lightweight Cellular Concrete (LCC), embankment material, compressive strength.</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/373Analisa Penanganan Kerusakan Jalan Menggunakan Metode Pci2022-03-15T06:13:53+00:00Muhammat Akbar Tuanayatuanayaakbar@gmail.comHerwin Siregarherdonna2008@yahoo.comKasimir Sawitokasimirsawito@gmail.com<p><strong><em>ABSTRAK</em></strong></p> <p><em>Jalan raya adalah salah satu prasarana yang akan mempercepat pertumbuhan dan pengembangan suatu daerah serta akan membuka hubungan sosial, ekonomi dan budaya antar daerah. Maka jalan darat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat di dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Kondisi jalan yang baik memudahkan mobiliitas penduduk melakukan hubungan perekonomian. Menurunnya tingkat pelayanan jalan ditandai dengan adanya kerusakan pada lapisan perkerasan jalan, kerusakan yang terjadi juga bervariasi pada setiap segmen di sepanjang ruas jalan dan apabila dibiarkan dalam jangka waktu yang lama akan dapat memperburuk kondisi lapisan perkerasan jalan. Studi dilakukan terhadap ruas jalan Lintas Tepa-Letwurung, Kab.MBD, Provinsi Maluku dengan panjang jalan 45 km, namun dalam peneletian ini yang disurvei adalah 9 km yang dengan luas kerusakan 356,67 m² dibagi dalam 21 segmen dimana tiap segmen panjangnya 100 m. Jenis kerusakan yang terjadi pada ruas jalan Lintas Timur Kota Tebing Tinggi adalah Aligator Cracking, Corrugation, Long and Trans cracking, Rutting, Patching, Potholes, Depression, Shoving, dan Ravelling. Hasil analisa menggunakan metode Bina Marga didapat nilai urutan prioritas adalah 9,953 dengan program pemeliharran rutin. Hasil analisa menggunakan metode PCI didapat nilain PCI jalan 82,428 dimana jalan termasuk dalam tingkat jalan dengan kondisi sangat baik (very good). </em></p> <p><strong><em>Kata kunci: perkerasan lentur, bina marga, Pavement Condition Index (PCI)</em></strong></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/382Desain Penanganan Jalan untuk Mendukung Pembangunan Infrastruktur Nasional di Merauke2022-03-15T07:59:59+00:00Franky E. P. Lapianlapianedwin@gmail.com<h1>ABSTRACT</h1> <p><em>Infrastructure development in eastern Indonesia is the government's top priority. The geographical conditions of the Papua Province are very extreme, making it difficult for infrastructure development to be implemented. Merauke Regency is one of the locations in the southern region of Papua Province, which has a very unique condition, namely that the area is dominated by soft soil. This study aims to make the right design for handling in inundation and excavation areas. Field investigations were carried out on the Bupul – Erambu – Sota 1/2 PN road section and the Bts road section. Regency. Boven. Digoel/Merauke – Muting/PN, at locations that require special handling in inundation areas and excavated areas. The results showed that the design for road handling was obtained based on the results of field investigations, including engineering the top foundation layer and road pavement layer and the slope of the road body. It is hoped that this design is the right solution so that roads can function properly so that national infrastructure development in Merauke can be carried out properly.</em></p> <p><strong>Key words</strong>: <em>road handling, Merauke, national infrastructure </em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/368Kajian Komposisi Material Pembentuk Beton Hasil Design Mix Formula terhadap Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan-2016 untuk Berbagai Mutu2022-03-15T08:03:29+00:00Suhendra Suhendrasuhendra_domas@yahoo.comWari Donywaridony@gmail.comMega Watiwaridony@gmail.com<p>Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Batanghari, selain melayani mahasiswa dan civitas akademika, juga menerima permintaan dari pihak luar kampus untuk pembuatan <em>Design Mix Formula</em> (<em>DMF</em>) beton. Agregat kasar dan halus yang disampaikan pada umumnya tidak memenuhi standar, terutama dalam hal distribusi ukurannya. <em>DMF</em> berdasarkan material yang tersedia mengalami penyesuaian sedemikian, sehingga mutu rencana bisa diperoleh. Penelitian ini bertujuan membandingkan kebutuhan bahan dan biaya yang diperlukan untuk pembuatan sepuluh mutu beton berdasarkan <em>DMF</em> laboratorium dengan Analisa Satuan Pekerjaan Beton menurut AHSP-2016. Sepuluh data <em>DMF</em> untuk masing-masing mutu rencana beton dianalisis komposisi materialnya dan rata-ratanya dibandingkan dengan koefisien yang bersesuaian dengan AHSP-2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua mutu rencana terpenuhi dengan <em>DMF</em> yang dibuat. Jumlah semen yang digunakan untuk semua DMF lebih banyak 8% sampai 17% dari koefisien semen di AHSP-2016. Agregat halus yang digunakan juga lebih banyak sampai 7%. Agregat kasar di <em>DMF</em> lebih sedikit 1% sampai 14% dibanding koefisien Agregat kasar di AHSP-2016. Air pencampur di <em>DMF</em> lebih sedikit 7% sampai 11% dibanding koefisien air di AHSP-2016. Biaya pembuatan 1m<sup>3</sup> beton untuk semua <em>DMF</em> yang diteliti lebih besar dibanding biaya 1m<sup>3</sup> berdasarkan AHSP-2016. Berdasarkan kajian yang dilakukan, ketidaksesuaian mutu agregat terhadap spesifikasi menyebabkan terjadinya perbedaan harga satuan pekerjaan beton.</p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/376Design Dan Analisis Lifting/Rigging Pada Platform Kedung Keris Dengan Bantuan Software Sacs Versi 5.72022-03-15T08:05:55+00:00Edison Hatoguan Manurungedisonmanurung2010@yahoo.comKasimir Sawitokasimir.sawito@gmail.comMarvin Geofanny Wennomarvinwenno20@gmail.com<p><strong><em>ABSTRAK</em></strong></p> <p>Proses <em>lif</em><em>ti</em><em>ng</em> dan <em>rig</em><em>g</em><em>ing</em> merupakan tahapan pekerjaan yang penting dalam suatu proyek sehingga diperlukan perencanaan dalam perhitungan dan analisis yang baik agar proyek dapat berjalan dengan aman. Pada Kasus ini stuktur yang diangkat / di-<em>lifting</em> <em>Platform</em> LER OB-10 yang dikerjakan Oleh PT. MIM Cikarang. Platform ini memiliki panjang sekitar 5,685 m, lebar 4.4 meter tinggi 3,616 meter, berat total termasuk equipment 468,15 KN. Sistim Rigging yang digunakan saat proses <em>lifting</em> yaitu <em>single hook</em> tanpa menggunakan spreader bar. Dari hasil <em>r</em><em>unning</em> <em>SACS</em> nilai Maksimal <em>UC</em> pada member yang terkoneksi dengan <em>lifting poin</em><em>t</em> 0.127 dan yang tidak terkoneksi yaitu 0.196. Nilai <em>s</em><em>ling force</em> 167,90 KN selanjutnya akan digunakan untuk menentukan dimensi <em>s</em><em>hackle, </em><em>s</em><em>ling </em>dan<em> Pad Eye.</em> Dimensi shackle yang digunakan lebar rahang dalam (<em>inside jaw width</em>) 104.9 mm dan diameter Pin 71.1 mm, dimensi sling 48 mm. Untuk dimensi <em>p</em><em>ad</em> <em>eye</em> diameter lubang 87 mm.</p> <p><strong><em>Kata Kunci: </em></strong><em>Lifting, Rigging, Platform, Sling, Shackle, Pad Eye.</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/370Studi Analisis Pengukuran Muka Tanah Kota Semarang Berdasarkan Data Sentinel Periode 29 September 2016 - 27 September 20212022-03-15T08:09:27+00:00Ahmad Dzikrul Fikriahmad.dzikrul@ui.ac.id<p><strong>Abstrak:</strong> Kota Semarang sebagai ibu kota provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu kota besar yang memiliki kepadatan penduduk tinggi dan kian meningkat setiap tahunnya. Kepadatan penduduk pada suatu kota meningkatkan frekuensi pengambilan air tanah pada kota tersebut. Tingginya frekuensi pengambilan air tanah, kepadatan penduduk, dan beban bangunan di atas permukaan dapat menyebabkan terjadinya penurunan muka tanah. Penurunan muka tanah dapat menyebabkan masalah stabilitas bangunan, merusak infrastuktur linier (jembatan, rel kereta, dan jalan). Berdasarkan hal tersebut, diperlukan monitoring penurunan muka tanah secara berkala untuk meminimalisir kerugian. Data citra Sentinel-1 dapat diolah menggunakan perangkat lunak SNAP untuk menghasilkan peta penurunan muka tanah yang dapat digunakan untuk keperluan monitoring. Peta penurunan muka tanah yang diperoleh menunjukkan terjadinya penurunan tanah yang signifikan di wilayah Semarang bagian selatan. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan peninjauan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab tingginya penurunan muka tanah tersebut dan Langkah yang tepat untuk mengatasinya.</p> <p><em><strong>Abstract:</strong> Semarang city as the capital of the province of Central Java is one of the big cities that has a high population density and is increasing every year. Population density in a city increases the frequency of groundwater extraction in the city. The high frequency of groundwater extraction, population density, and building loads on the surface can cause land subsidence. Land subsidence can cause building stability problems, damage linear infrastructure (bridges, railroads, and roads). Based on this, it is necessary to monitor land subsidence on a regular basis to minimize losses. Sentinel-1 image data can be processed using SNAP software to produce subsidence maps that can be used for monitoring purposes. The land subsidence map obtained shows significant land subsidence in Southern part of Semarang. Based on this, further studies are needed to determine the cause of the high land subsidence and appropriate steps to overcome it.</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/377Tinjauan Implementasi Sistem BIM pada Konsultan dan Kontraktor Grade-M Dan Grade-B di DKI Jakarta Tahun 20202022-03-15T08:13:18+00:00Mochamad Hary Hardiantomuhamad.hary.hardianto@gmail.comAbdul Chalidkhaleedtu@yahoo.com<p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>The purpose of this study is to review the implementation of the use of the Building Importation Modeling (BIM) system among the construction service community in DKI Jakarta in 2020. This review was carried out on consultants and contractors with medium-scale Grade-A and large-scale Grade-B in DKI Jakarta. Data collection methods were carried out by means of observation and interviews as well as distributing questionnaires to consultants and contractors in DKI Jakarta. Analysis of respondents' responses was carried out using SPSS v.26 software, by looking for relationships with consultants and contractors who use the BIM system. From the results of the study, it was concluded that not all large and medium scale consultants and contractors were using the BIM system. Only the large-scale, Grade-B DKI Jakarta consultants and contractors are currently using the BIM system in 2020. This BIM system is considered to be quite sophisticated and effectively applied to the planning and implementation of building construction. We must support government programs, in the context of certification of experts, especially in the field of construction services in the country. So, the program is very suitable in the future, it is recommended to use the BIM system evenly among the construction service community throughout the country.</em></p> <p><em>Key words: BIM implementation, consultants, contractors, DKI Jakarta.</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/386Model Upaya Alternatif Penggunaan Anggaran Pemeliharaan Jalan dalam Mempertahankan Indikator Kemantapan Jalan pada Satuan Pelayanan Pengelolaan Wilayah Garut – 12022-03-15T08:19:06+00:00Didin Kusdiandidin469@gmail.comAgus Rachmatdidin469@gmail.comTia Sugirididin469@gmail.com<p><strong>ABSTRACT</strong></p> <p>Routine Road Maintenance is a road handling activity that aims to maintain road stability, if there is a certain amount of handling area, so that the handling area can be maintained. There is an annual budget allocation for the routine maintenance of roads at the study site, in which the budget is proposed based on the needs of a handling area. In this study, it will be discussed how alternative efforts in the management of the Working Terms of Reference (KAK) are carried out in order to achieve a more optimal percentage of road stability. In addition, through the collection of data from previous years, the extent of road damage for the next fiscal year will also be predicted through the Time Series Analysis method. effect on the percentage of road stability is difficult to predict. So, the researcher will use the periodic data analysis method as an approach method in predicting the extent of road damage at the study location. Periodic Data Analysis is carried out using data on the extent of road damage from 2019, using three regression methods, namely linear regression, quadratic regression, and exponential regression. The determination of which method to use is assessed from the smallest value of (Y-Yt)^2 from each method, with the conclusion that the extent of road damage at the study site for the following months is determined through the model generated from the quadratic regression method.</p> <p>Keywords: Routine Maintenance, KAK (Terms of Reference), Road Stability</p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/378Kajian Skema Pembiayaan Proyek Infrastruktur Jalan pada Rpjmd Tahun 2018 – 2023 melalui Mekanisme Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Availability Payment2022-03-15T08:23:08+00:00Sufendi Sufendipendi.yan@gmail.comAgus Rahmatpendi.yan@gmail.comTia Sugiripendi.yan@gmail.com<p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p>The cost estimation is an activity in predicting the cost of a job. This activity is very vital, because it will affect the smooth progress of work activities in the implementation of work. A good cost estimate is an estimate that is accurate in predicting the costs needed to be accommodated. In the estimation process, it does not take long and in the end, it can make time efficient in estimation activities. In this study, for cost estimation using the road parameter method, the cost per kilometer reference (Special Cost Standard) is used, which in this case refers to the Regulation of the Governor of West Java Province No. 09 of 2019. The way this method works in getting the cost value of a road rehabilitation work is only to multiply the length of treatment at the handling location with the price per kilometer for the type of treatment. Cost Significant Model is a method of estimating the cost of work utilizing historical data on handling costs and processed through statistics, the result is a model that can predict the cost of work. Through the validation process, the model obtained will be determined whether or not it is accurate in predicting the cost of road rehabilitation. As a result, after going through the model validation process, the cost-significant model in general can predict the cost of road rehabilitation work more accurately than the commonly used method. Items that have a significant effect (≥80%) on road rehabilitation costs at the study site are ACWCL Aus Layer Laston (X18), Stone Pair (X25), U-shaped Channel Type DS1, Class B Aggregate Foundation Layer, and Thermoplastic Road Markings with each percentage is 60.67%; 9.20%; 5.11%; 3.46%, and 2.89% respectively.</p> <p><em>Keywords: Estimation, Cost Significant Model</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/379Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek Konstruksi Gedung2022-03-15T08:25:23+00:00Adriadi Adriadiadriadisipil.1991@gmail.comAdi Riadhus Solihinadriadisipil.1991@gmail.com<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Yang melatarbelakangi penelitian ini karena sering terjadi keterlambatan proyek konstruksi Gedung di Sukabumi. Keterlambatan proyek tersebut menyebabkan permasalahan yang bekepanjangan dikalangan pengguna jasa atau PPK/Owner. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui secara parsial dan simultan. Factor-faktor penyebab keterlambatan proyek konstruksi Gedung di kota Sukabumi. Populasi dalam penelitian ini adalah kontraktor kelas kecil dan menengah yang bergerak dibidang jasa konstruksi di kabupaten dan kota Sukabumi. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dari 187 populasi kontraktor kecil dan menengah di kabupaten dan kota Sukabumi. Pengambilan sampel menggunakan metode sampling acak pada kontraktor <em>Grade-K4</em> dan <em>Grade-M1 </em>dengan memakai rumus Slovin, maka didapatkan sampel 28 kontraktor <em>Grade-K4</em> dan <em>Grade-M1</em> yang bergerak pada bidang jasa konstruksi di Sukabumi. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek di Sukabumi adalah pengguna jasa/PPK/Owner dan Kontraktor yaitu; (1) Kesalahan penggunajasa/PPK/Owner karena adanya perubahan pada ruang lingkup pekerjaan dalam masa pelaksanaan dan telatnya pencairan tagihan kontraktor pada pengguna jasa/PPK/Owner, juga telatnya dilakukan pelaksanaan MC-0. (2) Kesalahan pada penyedia jasa/kontraktor adalah banyaknya tenaga ahli yang kurang kompeten, dan kurangnya jumlah pekerja terampil yang dipekerjakan pada pelaksanaan pembangunan konstruksi Gedung di kota Sukabumi. (3) Presepsi responden secara umum dari hasil penelitian bahwa keterlambatan proyek konstruksi Gedung di kota Sukabumi disebabkan oleh kesalahan pengguna jasa/PPK/Owner dan juga oleh penyedia jasa/Kontraktor.</p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em>:</em> Keterlambatan Proyek, Konstruksi Gedung</p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/384Evaluasi Proyek Pekerjaan Konstruksi Secara Kontraktual dan Pekerjaan Konstruksi Berbasis Masyarakat2022-03-15T08:27:58+00:00Eyet Cahyat Sudrajatnot.yet0612@gmaill.comR. Didin Kusdiandidin469@gmail.com<p><strong>ABSTRACT</strong></p> <p>The time, quality, and cost control systems on projects, community participation as support, and good administration as evidence of accountability for construction implementation. The purpose of the research is to determine the important factors in choosing the implementation of construction projects, the weight of the criteria, and choosing the implementation of construction work projects by contractual or community empowerment methods using the Analytical Hierarchy Process method. Interview methods and questionnaires were then processed and analyzed with the provision that the Consistency Ratio test value was less than 10%. The results of the analysis obtained were then validated with the interview method from the respondents' representatives. From the results of the study, it was found that the weight of those who chose contractual project implementation was 0.692, and those who chose community empowerment construction were 0.308. There are five criteria for choosing alternatives between contractual and community empowerment, namely, time criteria of 0.652, cost criteria of 0.606, quality criteria of 0.655, community participation criteria of 0.559 and administrative criteria weighing 0.622. While the weights that choose the implementation of community empowerment construction projects according to time are 0.348, costs are 0.395, quality is 0.346, community participation is 0.442, and administration is 0.379.</p> <p><strong>Keywords</strong>: Contractual, community empowerment, stakeholders, Analytical Hierarchy Process, validation.</p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/380Kajian Manajemen Risiko Pekerjaan Konstruksi Jembatan Leuwigajah, Bandung2022-03-15T08:30:20+00:00Rossa Ruhtiparossa.ruhtipa73@gmail.comAbdul Chalidkhaleedtu@yahoo.com<p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>The purpose of this study is to identify the risks that may occur in the work, then create a risk matrix to determine the risks that may occur in the Leuwpanjang bridge work to be prioritized in control. This research was conducted by conducting a questionnaire technique on 10 contractors with a target on the Director, Project Manager, and Site Engineer of the implementing contractor in the city of Bandung by focusing on the company's operational risks. From the risk identification carried out, the findings of the study show that there are 40 operational risks that may occur in the work. These risks come from equipment risks, cramped workplaces, human resource risks, lack of accuracy in design, productivity, procurement of goods, and work on toll roads. From the calculations carried out in the study, it can be seen that the risks that need to be prioritized to be controlled are regarding the risk of design errors, avoiding dangerous places in the event of a broken wire alternating crane. There are 7 correlations in the resulting statistical analysis such as the work environment, raising or lowering goods at the work location, the difficulty of working in two sections that are opposite the road.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Risk Analysis</em>, <em>Human, Environment, and Equipment</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/383Penerapan Lapis Pondasi Agregat Semen dengan Material Lokal untuk Lapis Pondasi Jalan2022-03-18T01:41:03+00:00Franky E. P. Lapianlapianedwin@gmail.comReny Rochmawatilapianedwin@gmail.com<h1>ABSTRACT</h1> <p><em>Construction of building structures, on soft soil has become a choice that is difficult to avoid. Various methods have been used to treat soft soil problems, either physically or mechanically, or by adding certain chemicals to the soil. But with some considerations, the soft soil handling technology, there are several alternatives that cannot be used. One alternative for handling soft soil is to apply a cement aggregate foundation layer with local materials. Reinforcement of soft soil with a cement aggregate foundation layer is one of the chosen technological innovations, especially for soil reinforcement in the Merauke area on the Tanah Merah-Mindiptana section. The compressive strength test is used to evaluate the cement aggregate foundation layer with local materials for road foundation layers with local materials in the area around Merauke district and Boven Digoel district (Tanah Merah sirtu). The cement content used was 3, 5, 7 and 9%. Based on the results of research that has been carried out, the average compressive strength value of cement aggregate foundation layer using local Papuan material, namely Tanah Merah sirtu washed with cement content of 3%, 5%, 7% and 9%, which are 22 kg/cm<sup>2</sup>, 39 kg/cm<sup>2</sup>, 54 kg/cm<sup>2</sup> and 78 kg/cm<sup>2</sup> or increased with the addition of cement content of 77.27%, 38.46% and 44.44%, respectively.</em></p> <p><strong>Key words</strong>: <em>cement aggregate foundation layer, local material, compressive strength</em></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/387Analisis Biaya Pelaksanaan Percepatan Pekerjaan Betonisasi Jalan Lingkungan Jawa Barat (Studi Kasus Rehabilitasi Jalan Kota Karawang - Cikampek)2022-03-17T12:18:12+00:00Edison Hatoguan Manurungedisonmanurung2010@yahoo.comPirton Petrus Situmorangedisonmanurung2010@yahoo.comAgus Purbaedisonmanurung2010@yahoo.com<p>Keterlambatan di lapangan biasanya di sebabkan oleh faktor cuaca, kurang tenaga pekerja, material dan peralatan yang tidak tersedia. Namun keterlambatan pekerjaan betonisasi jalan tersebut dapat diatas dengan mempercepat pelaksanaannya supaya waktu yang telah ditentukan tepat waktu. Penelititan yang dilakukan pada proyek Rehabilitasi Jalan Batas Kota Karawang – Cikampek, Analisis Biaya digunakan pada penelitiaan ini terfokus pada percepatan biaya pekerjaan dan AHS (Analisa Harga Satuan). Sesudah dilaksanakan estimasi hitungan, maka akan menghasilkan durasi yang dibutuhkan sesuai Volume Pekerjaan Rehabilitasi Jalan Batas Kota Karawang – Cikampek. Dan kemudian bisa didapat perubahan biaya proyek yang diperlukan setelah data yang di dapat di analisis, dengan nilai awal pelaksanaan proyek sebesar Rp. 24.078.642.398,83, dan setelah dilakukan percepatan Pekerjaan, maka didapatkan biaya sebesar Rp. 24.740.303. sudah termasuk PPN 10% dalam jangka waktu normal 150 hari kalender dan dipercepat menjadi 128 hari kalender.</p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##http://prosiding.uika-bogor.ac.id/index.php/kiijk/article/view/389Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Change Order pada Proyek Konstruksi Bangunan Bertingkat2022-03-22T03:54:19+00:00Safri Safrisafri@sipil.pnj.ac.idKristian Hadinata Matondangsafri@sipil.pnj.ac.idKartika Hapsari Sutatiningrumra.kartikahapsarisutantiningrum@sipil.pnj.ac.id<p class="Default" style="text-align: justify;"><em><span lang="EN-US">Change order </span></em><span lang="EN-US">sering terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi baik pada awal, pertengahan, maupun pada akhir pelaksanaan proyek. Adanya <em>change order </em>dapat menyebabkan terjadinya penambahan waktu pelaksanaan dan biaya proyek. Banyak penelitian terdahulu membahas kegagalan sebuah proyek baik dari segi biaya, mutu dan waktu dikarenakan adanya proses c<em>hange order</em>. Tujuan penelitian ini adalah penulis akan meneliti faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya proses c<em>hange order </em>terhadap besarnya persentase <em>change order </em>pada kontrak awal. Faktor-faktor penyebab <em>change order </em>pada pelaksanaan proyek konstruksi dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu konstuksi, administrasi dan sumber daya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang paling mempengaruhi <em>change order </em>pada pelaksanaan proyek konstruksi bangunan bertingkat. Kuesioner didistribusikan ke 30 responden yang ahli dalam bidang konstruksi. Metode analisis data yang digunakan adalah uji statistik yang dioperasikan dengan program SPSS (<em>Statistical Product and Service Solutions</em>) versi 13. Hasil analisis menunjukkan bahwa yang paling mempengaruhi <em>change order </em>adalah ketidaksesuaian gambar perubahan lingkup kerja, penundaan pekerjaan sementara, gambar/spesifikasi yang tidak lengkap, dan cuaca buruk. </span></p>2021-11-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##