Perbandingan Stabilitas Lereng antara Metode Keseimbangan Batas (LEM) Dan Metode Elemen Hingga (FEM)
) (Studi Kasus Kereta Api Cepat Indonesia Cina (KCIC) Walini, Kabupaten Bandung Barat)
Abstract
Abstrak: Akhir- akhir ini kerap terjadi musibah tanah longsor yang berhubungan dengan datangnya masa hujan. Musibah tanah longsor banyak terjadi di Indonesia yang menyebabkan banyaknya bangunan roboh serta korban jiwa. Saat sebelum masa pc, kalkulator merupakan salah satunya metode buat menghitung aspek keamanan lereng. Tetapi, para insinyur dikala ini mempunyai banyak cara untuk analisis fitur lunak antara lain tata cara limit equibrilium serta tata cara finite element. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari bagaimana pengaruh metode limit equilibrium dan metode finite element terhadap faktor keamanan lereng, deformasi tanah dan faktor yang lain pada kedua metode tersebut. Penelitian stabilitas lereng ini menggunakan parameter tanah dan geometri yang sama dengan kemiringan lereng 60˚ pada lokasi proyek yang nyata pada bridge 97 lintasan kereta api cepat indonesia cina KCIC Walini kabupaten bandung barat. berdasarkan lereng existing dengan mempertimbangkan kasus beban seperti menjadikan kondisi lereng GWT maksimum, yang tercatat, beban tambahan seperti mobilisasi dan kondisi psedotatis dinamis gempa. Dari hasil penelitian ini faktor keamanan antara metode limit equilibrium dan finite element relatif sama namun terdapat kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam output metode tersebut. Nilai faktor keamanan dari setiap metode relatif sama, tidak lebih dari 0,125.
Kata Kunci: Slope Stability, Limit Equilibrium Method, Finite Element Method.
ABSTRACT: Recently, there have been frequent landslides associated with the arrival of the rainy season. Many landslides (erosions) occur in Indonesia, causing many buildings to collapse and loss of life. Before the PC era, calculators were one of the methods for calculating slope safety aspects. However, engineers currently have many methods for software analysis, including the equilibrium limit method and the finite element method. The purpose of this research is to study how the influence of the limit equilibrium method and the finite element method on the slope safety factor, soil deformation and other factors in both methods. This slope stability study uses the same soil and geometry parameters with a slope of 60˚ at a real project site on bridge 97 of the Indonesia-China High- Speed Railway KCIC Walini, West Bandung Regency. based on existing slopes by considering load cases such as making the slope conditions of the maximum GWT recorded, additional loads such as mobilization and dynamic psedotatic conditions of the earthquake. From the results of this study, the safety factor between the limit equilibrium and finite element methods is relatively the same but there are advantages and disadvantages of each in the output of the method. The value of the safety factor for each method is relatively the same, not more than 0.125
Key words: Slope Stability, Limit Equilibrium Method, Finite Element Method.
References
Arief, I. (2016). Geoteknik Tambang: Mewujudkan Produksi Tambang yang Berkelanjutan dengan Menjaga Kestabilan Lereng. Jakarta: PT. Gramedia.
Das, B.M., (1998), Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknik), Terj. oleh: Mochtar, N. E. & Mochtar, I. B., Jakarta: Erlangga.
ASTM. (1999). D2850 - Standard Test Method for Unconsolidated-Undrained Triaxial Compression Test on Cohesive Soils. Astm D2850, 4 (July 1995) Economics and Management Science, vol. 1, 2012.
Vermeer, A. (1998). "PLAXIS Finite Element Code for Soil and Rock Analyses", A.A. Balkema, Rotterdam, Brookfield.
Bishop, A.W. (1995) "The Use of the Slip Circle in the Stability Analysis of Slopes"Geotechnical, London, v.5, n., p.7-17,
Bowles, J. E., (1991), Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah. Jakarta : Erlangga. Brinkgreve, R.B.J., dan P.
Cernica, J. N. (1994). Geotechnical Engineering: Soil Mechanics. New York: John Wiley & Sons.
Dinni, K. & Siregar, C. A. (2019). Analisis Stabilitas Lereng Pada Jembatan Bridge 97 Jalur Kereta Api Cepat Indonesia-cina di Walini, Kabupaten Bandung Barat Menggunakan Aplikasi Geo studio. Bandung: Universitas Sangga Buana YPKP.
Lambe, W. T., dan Whitman R. V. (1969), Soil Mechanics. New York: John Wiley & Sons.
Pandiangan, A. M. T., Hosang, J. R. C., & Septanto, D. (2019). Upaya Penanganan Pasca Longsor Lintas Purwokerto – Kutoarjo (Studi Kasus KM 423+100 Stasiun Ijo-Tambak) Jurnal Perkeretaapian Indonesia, 3(2), 146–152.
Rojudin, D., Lutfi, M., & Taqwa, F. M. L. (2020). Analisis Keamanan Lereng Galian Tanah Di Area Pertambangan Bauksit (Studi Kasus di Desa Pedalaman Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat). Civil Engineering, Environmental, Disaster and Risk Management Symposium 2020, 1(1), 251–257.
Siregar, C. A. (1997). Analisa Penanggulangan Longsoran di Tepi Sungai Mahakam. Bandung: Institut Teknologi Nasional Bandung.
Siregar, C. A. (2017). Mekanika Tanah II (Soil Mechanic II). Bandung: Universitas Sangga Buana YPKP.
Taqwa, F. M. L., Kholik, M., & Syaiful, S. (2017). Perhitungan Faktor Keamanan dan Pemodelan Lereng Sanitary Landfill dengan Faktor Keamanan Optimum di Klapanunggal, Bogor. In Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. http://research-report.umm.ac.id/index.php/sentra/article/view/1427.
Copyright (c) 2021 Seminar Nasional Ketekniksipilan, Infrastruktur dan Industri Jasa Konstruksi (KIIJK 2021)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
Copyright (c) 2021 Seminar Nasional Ketekniksipilan, Infrastruktur dan Industri Jasa Konstruksi (KIIJK)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.