Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih di Lingkungan Ngadipiro Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah
Abstract
ABSTRAKSistem penyediaan air bersih di Kelurahan Tanjungsari yang terletak di Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri belum dapat menjangkau seluruh warga secara merata, karena pada saat musim panas sebagian sumur warga di dekat rumah akan mengalami kekeringan. Di Kelurahan Tanjungsari terdapat sumber mata air yang berpotensi untuk dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih dalam memenuhi kebutuhan air bersih setiap hari. Sehingga perlu direncanakan suatu system penyediaan air bersih. Sistem penyediaan air bersih direncanakan dapat memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah Kelurahan Tanjungsari sampai tahun 2030. Kebutuhan air bersih dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk dengan menggunakan analisis regresi eksponensial. Debit mata air sebesar 0,485 lt/det. Dari hasil perhitungan, prediksi jumlah penduduk di Kelurahan Tanjungsari sampai tahun 2030 berjumlah 1098 jiwa dan untuk kebutuhan air bersih mencapai 0,4650lt/det. Perencanaan system penyediaan air bersih yaitu menampung air dari mata air yang terletak di Kelurahan Tanjungsari kemudian dengan menggunakan pompa air akan dinaikkan ke reservoir distribusi, selanjutnya dari reservoir distribusi air akan didistribusikan kependuduk melalui 11 Hidran Umum dengan system gravitasi. Jenis pipa yang digunakan adalah pipa HDPE. Untuk mendesain system penyediaan air bersih perpipaan menggunakan software Epanet 2.0.
Kata Kunci: Kelurahan Tanjungsari, Kebutuhan Air, Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih.
ABSTRACT
The clean water supply system in Tanjungsari Village, located in Jatisrono District, Wonogiri Regency, has not been able to reach all residents evenly, because in summer some of the residents' wells near their homes will experience drought. In the Tanjungsari Village, there are springs that have the potential to be used by the community as a source of clean water to meet their daily clean water needs. So it is necessary to plan a clean water supply system. The clean water supply system is planned to meet the needs of clean water in the Tanjungsari Village area until 2030. Clean water needs are calculated based on the projected population using exponential regression analysis. The spring discharge is 0.485lt/sec. From the calculation results, the predicted population of the Tanjungsari Environment until 2030 is 1098 people and for clean water needs to reach 0.4650lt/sec. The planning of a clean water supply system is to collect water from springs located in the Tanjungsari Village then by using a water pump it will be raised to the distribution reservoir, then from the water distribution reservoir it will be distributed to the population through 11 public hydrants with a gravity system. The type of pipe used is HDPE pipe. To design a piped water supply system using Epanet 2.0 software.
Keywords: Tanjungsari Village, Water Needs, Planning for Clean Water Supply Systems.
References
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/PER/IX/1990, Syarat-syarat dan pengawasan kualitas air.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010
Sistem air bersih dan sanitasi, Materi Kuliah, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tanri Abeng.
Fenny Nelwan, 2014, Perencanaan Jaringan Air Bersih Desa Kima Bajo Kecamatan Wori, skripsi.
Anonimous, 1990, Pedoman Teknis Penyediaan Air Bersih IKK Pedesaan. Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen PU. Jakarta.
Anonimous, 2002, Pedoman/Petunjuk Teknik Manual Bagian 6: Air Minum Perkotaan, NPSM KIMPRASWIL, Jakarta.
Bambang Triatmodjo, 2008, Hidraulika II, Beta Offset, Yogyakarta, hal 51;58 Bambang Triatmodjo, 2008, Hidrologi Terapan, Yogyakarta, hal 2-5.
Grifli Fellisia Ngantung, 2012. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih untuk Kelurahan Tara-Tara I dan Tara-Tara II Kecamatan Tomohon Barat dengan memanfaatkan Mata Air Kemer, Skripsi S1, FT Unsrat Manado.
Bapedda Kabupaten Wonogiri Tahun 2009 & Kecamatan Jatisrono Tahun 2009 Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. sumber: humaswonogirinews.org.
Thornton, dkk., (2008),5, Pilar-pilar yang dapat mengintervensi tingkat kehilangan air komersil yaitu penertiban sambungan ilegal atau konsumsi yang tidak sah.
Irzal Z. D., dkk., (2009). Penurunan Kehilangan Air, Jakarta: Badan Regulator PAM
Badan Pusat Statistik Kab. Wonogiri, Kec. Jatisrono.
Namara, I., Hartono, D. M., Y. Latief, Setyo Sarwanto Moersidik, (2020). The Effect of Land Use Change on the Water Quality of Cisadane River of the Tangerang City. Journal of Engineering and Applied Sciences 15 (9).
Namara, I., Hartono, D. M., Latief, Y., & Moersidik, S. S. (2018). Institution and legal aspect based river water quality management. International Journal of Engineering & Technology, 7(3.9), 86-88
Howard & Bartram, (2003). Domestic Water Quantity, Service Level and Health. Who HealthOrganization,39.https://doi.org/10.1128/jb.187.23.8156.
Kodoatie dan Sjarief (2005). Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Yogyakarta: Andi.
Kodoatie, R. J., Manajemen dan Rekayasa Insfrastruktur, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Simanjuntak, W. S., Namara, I., Chayati, N., & Muhammad, F. (2016). Kajian Aspek Teknis pada Peraturan Pengelolaan Kualitas Air (Study Kasus Sungai Cisadane Kota Tangerang). Prosiding Semnastek.
Copyright (c) 2021 SEMINAR NASIONAL KETEKNIKSIPILAN, INFRASTRUKTUR DAN INDUSTRI JASA KONSTRUKSI (KIIJK)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
Copyright (c) 2021 Seminar Nasional Ketekniksipilan, Infrastruktur dan Industri Jasa Konstruksi (KIIJK)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.